Friday, February 13, 2015

Gerakan ISIS



ISIS (Islamic State in Iraq and al-Sham) adalah organisasi islam dibawah pimpinan Ibrahim Awad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai atau Abu Bakr al-Baghdadi. Kelompok Islam ini terkenal radikal karena menguasai banyak wilayah di Suriah timur serta Irak utara dan barat. Menggunakan strategi brutal dan melakukan pembunuhan massal serta penculikan anggota kelompok keagamaan dan suku. Anggota ISIS adalah kaum militan yang menginterpretasi Islam Sunni secara ekstrem. Mereka mengklaim bahwa dasar tindakannya berasal dari ayat-ayat Al-Quran.
Kelompok ini berkeinginan mendirikan sebuah "khilafah", sebuah negara yang dikuasai satu pemimpin keagamaan dan politik menurut hukum Islam atau syariah. Meskipun saat ini terbatas di Irak dan Suriah, ISIS bertekad akan menerobos perbatasan Yordania dan Lebanon dan memerdekakan Palestina.
Cikal bakal ISIS adalah almarhum Abu Musab al-Zarqawi, warga Yordania yang mendirikan Tawhid wa al-Jihad di tahun 2002. Setahun setelah invasi Irak yang dipimpin Amerika Serikat, Zarqawi menyatakan dukungan kepada Osama Bin Laden dan membentuk Al Qaeda di Iraq (AQI). Tahun 2006, AQI mendirikan organisasi Negara Islam di Irak (ISI) yang kemudian melemah karena peningkatan pasukan AS dan pendirian dewan Kebangkitan oleh suku Arab Sunni yang menolak kebrutalan. Tahun 2010, Baghdadi membangun kembali ISI. Mereka bergabung dalam pemberontakan menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, mendirikan Front al-Nusra.
April 2013, Baghdadi mengumumkan penggabungan pasukannya di Irak dan Suriah dan diciptakannya Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS). Juni 2014, ISIS menguasai kota Mosul, dan maju ke selatan menuju Baghdad. Setelah mengkonsilidasi penguasaan beberapa kota, ISIS menyatakan pendirian khalifah dan mengubah nama menjadi Negara Islam (Daulah Islamiyah). Sejumlah pihak memperkirakan ISIS dan sekutunya menguasai 40.000 km2 dari wilayah Irak dan Suriah. Kota-kota yang mereka kuasai diantaranya adalah Mosul, Tikrit, Falluja dan Tal Afar di Irak; Raqqa di Suriah.
ISIS di Indonesia
Seruan ISIS mengajak negara-negara islam lain tuk bergabung kedalam jihatnya juga sudah dilancarkan, salah satunya di Indonesia. Sekitar Agustus 2014 lalu, berita ISIS mewarnai media di Indonesia. Banyak kalangan menyebut bahwa ISIS bertindak berlebihan. Sebab mengajak untuk mendirikan negara yang di pimpin oleh Khalifah. Penolakan-penolakanpun terjadi dari berbagai kalangan. Baik dari pemerintah Indonesia ataupun dari beberapa ormas agama. Salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu NU, menolak tegas adanya ISIS di Indonesia.
Islam yang bergaris keras ini menjadi permasalahan tersendiri bagi bangsa Indonesia khususnya warga NU. Menurut KH. Abdul Manan (LTMNU), “ISIS selalu menyerang orang yang aqidahnya lemah. Dalam artian, keimanan dan penguasaan tentang agamanya masih mudah tergoyah. Jadi sangat mudah untuk dipengaruhi. Dengan dalih berjihat di jalan Allah dan mati syahid.” Tuturnya.
Kemulyaan setelah mati karena berperang demi membela Islam dan iming-iming masuk surga inilah yang mungkin menjadi motivasi tersendiri bagi para penganutnya. Peran serta masyarakat dikalangan satuan terkecil anggota NU yaitu ranting juga sangat di butuhkan dalam penanggulangan ISIS. Tugas dari ulama ataupun kyai setempat untuk menguatkan idiologi ala ahlussunah wal jama’ah bagi masyarakat khususnya generasi muda NU. Agama Islam tidak pernah membenarkan perilaku kekerasan. Sementara ISIS menghalalkan kekerasan bagi siapa saja yang bertentangan bagi paham yang mereka anut.
ISIS berkembang pesat dan besar karena memilki pendanaan yang sangat besar. Dana tersebut di sinyalir dari hasil rampasan atas penguasaan tambang minyak di syria dan keterlibatan Israel dan Yahudi. Hal tersebutlah yang menjadikan ISIS mampu melengkapi persenjataan mereka.
PBNU juga akan mengadakan pertemuan ulama muslim sedunia pada pada 29-30 Oktober di pesantren Al-Hikam Depok, International Conference of Islamic Scholar (ICIS) bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI akan menggelar konferensi internasional Timur Tengah. Serta akan dihadiri oleh duta-duta besar Negara Timur Tengah untuk RI dan beberapa mufti dari Iraq , Syria, Mesir, Turki dan Yordania. Pertemuan yang bertujua untuk membentengi Indonesia agar tidak dimasuki ISIS dari luar negeri serta hubungan indonesia dan dunia islam di dunia.
Hal tersebut di sebabkan oleh saat ini diketahui berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terdapat 34 orang Indonesia yang sudah dibaiat atau disumpah oleh ISIS. Sebagian besar merupakan tokoh-tokoh teroris yang telah beroperasi di Indonesia. Jumlah tersebut di harapkan tidak bertambah lagi.
Adapun ciri dari kelompok ini diantaranya berdasarkan ajaran yang mereka bawa, perilaku kebiasaan dan dapat pula dilihat dari pakaian yang mereka kenakan. Mereka selalu membawa bendera hitam mungkin mereka mengira akan menjadi pengikut imam Mahdi yang membawa bendera hitam di akhir zaman dan pemegang Daulah Islamiyyah.

Monday, February 2, 2015

Khas Dukuh Randuatan Desa Sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan



Sijambe adalah desa di kecamatan Wonokerto, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Memiliki luas 95.450 Ha dengan jumlah penduduk 4.316 Orang. Sijambe terbagi menjadi dua Padukuhan yaitu Dukuh Sijambe dan Dukuh Randuatan. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wonokerto Weta, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bebel, sebelah Utara dengan Desa Api-Api dan sebelah Timur dengan Desa Pesanggrahan. Secara geografis mata pencaharian penduduk setempat adalah nelayan dan tani. Meski tak jarang pula yang berdagang, buruh dan menjadi pegawai.
Lebih khusus menilik di salah satu dusun/dukuh di desa Sijambe, yaitu dukuh Randuatan memiliki ciri khas tersendiri yaitu berupa sambal dari air endapat kuah ikan. sambal ini di sebut "Petis" oleh kebanyakan masyarakat sekitar. Di daerah Jawa Timur kita mengenal Petis Cumi, sedangkan di Wonokerto kita mengenal Petis Pindang (Kuah Ikan). Dengan rasa asin dan memiliki bau agak amis. Petis menjadi sambal yang biasa di sajikan dalam acara lotean.
Banyak masyarakat sekitar Wonokerto yang menyerbu dukuh Randuatan Desa Sijambe untuk berburu Petis sebagai sambal sajian dalam lotean. Sambal Petis bisa langsung di sajikan atau di cocol langsung dengan lotean/rujakan. Bisa juga di campur dengan sambal gula merah atau sambal kacang. jika yang suka pedas bisa di tambah dengan cabai rawit.Selain itu petis juga bisa menjadi sambal urap klubannan (daun pepaya yang direbus, mentimun, petai cina, tauge) di urap jadi satu dengan kelapa yang sudah di parut.
Karena sebagai daerah produsen Petis terbanyak di wilayah Wonokerto, menjadikan Desa Sijambe Dukuh Randuatan dengan sebutan kampung Petis. Petis sudah di bilang menguasai pasar sambal lotean di kawasan Wonokerto. Tak jarang pula pembeli dari daerah luar Wonokerto.
Jika pertama kali mencicipi akan terasa aneh, karena dengan bau amisnya dan rasa asin dari petis. Tetapi bila sudah terbiasa, rasanya sangat enak. Apalagi di tambah dengan gula merah dan kacang tanah yang sudah digoreng dan di tumbuk. Terlebuh disantap bersama teman-teman atau rombongan.
Bukan hanya itu, Randuatan juga terkenal sebagai desa kampung pengolahan ikan. Baik dalam bentuk Pindang, Ikan Asap/Panggang, dan Ikan Asin. Area pemasaran sendiri sampai keluar Pekalongan, bahkan untuk Ikan Asin banyak dikirim ke kota-kota Besar yang ada di pulau Jawa. cuman itu masih sekala Home Industri belum bebrbentuk PT.

JOGO TONGGO (GOTONG ROYONG SAK LAWASE)

Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani Covid-19, yaitu p...