Monday, August 31, 2015

Mengenal dan Menikmati Potensi Pantai Kisek Wonokerto Kabupaten Pekalongan



        

         Wonokerto, dikenal sebagai kawasan bahari di kabupaten Pekalongan. Sebagai kawasan bahari, Wonokerto menyimpan keindahan panorama pantai yang terhampar luas yaitu pantai Wonokerto atau lebih terkenal dengan nama pantai Kisek. Penduduk setempat yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan petani tambak, membuat kawasan bahari ini menjadi salah satu kawasan pemasok ikan di kabupaten Pekalongan. Tempat-tempat pelelangan ikan (red: TPI) yang ada, setiap hari dikunjungi Oleh banyak orang dari berbagai penjuru. Sebab itu, Wonokerto didaulat sebagai salah satu kawasan bahari di kabupaten Pekalongan. Berikut informasi seputar potensi-potensi Wonokerto yang didapatkan oleh tim redaksi secara langsung melalui liputan.

a.       Pantai Kisek
“Kisek” berarti sisik ikan, karena banyak sisik ikan di pantai tersebut. Sisik-sisik ikan ini biasanya berasal dari limbah pengolahan ikan ditempat tersebut. Oleh sebab itu, warga wonokerto menamai pantai tersebut dengan sebutan pantai Kisek.
Sepanjang perjalanan menuju pantai kisek, tiap sisi kanan kirinya terdapat banyak sekali pohon-pohon bakau yang berjajar rapi. Pohon-pohon bakau tersebut dapat bermanfaat sebagai tempat berteduh ataupun tempat berkembang biaknya udang dan kepiting di wilayah tambak. Potensi alami pantai yang menghasilkan berbagai jenis ikan, serta dari tambak-tambak oleh nelayan desa Tretebang, Wonokerto, Api-Api dan Pecakaran Kecamatan Wonokerto dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan warga Pekalongan pada umumnya.
Meskipun pantai Kisek belum se-fenomenal pantai lain di Pekalongan karena belum dibuka secara legal atau di kelolah oleh pemerintah (Red : Dinas Pariwisata), pantai ini menyimpan panorama keindahan yang tak kalah menarik dari pantai lainnya. Airnya yang biru dihiasi pasir-pasir cokelat yang bertebaran disepanjang pinggiran pantai menjadi pemandangan yang menyegarkan mata. Jika sore banyak kapal-kapal nelayan yang baru pulang melaut dan bersandar di dermaga dekat pantai. Para pengunjung dapat duduk santai menikmati sunset atau berfoto-foto.

b.      Taman melati di Pulau Semonet
Siapa sangka di wilayah Kabupaten terdapat kawasan kecil serupa pulau yang begitu indah? Kawasan Dukuh Semonet, Desa Semut Kecamatan Wonokerto  terletak di sebrang pantai kisik dan berbatasan dengan sungai Depok, Kecamatan Siwalan. Di Semonet terdapat beberapa rumah dan perkebunan Melati dan beberapa tambak. Tanaman-tanaman melati yang terletak di tengah pulau kecil bernama Semonet ini menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung. Bagaimana tidak, para pengunjung akan terheran-heran jika tanaman yang biasanya tumbuh ditaman atau dijadikan sebagai tanaman hias ini banyak tumbuh dan di budidayakan oleh masyarakat setempat. Pulau ini pun menjadi salah satu penghasil bunga melati terbesar di Kabupaten Pekalongan, selain Depok. Hasil panen bunga melati ini dijual kepada para pengepul dari daerah Pekalongan hingga Tegal, biasanya untuk campuran teh melati ataupun hiasan lainnya.
Dulu, di pulau ini banyak bermukim warga. Namun karena terjadi abrasi berlebih mengakibatkan beberapa rumah warga rusak, sehingga memutuskan untuk pindah dari kawasan tersebut. Namun tempat ini masih terlihat mengesankan, karena dari pantai Wonokerto, seakan terlihat seperti pulau kecil.
Untuk sampai kepulau Semonet, kita akan menyebrangi muara menggunakan prahu kecil (red-jasa penyeberangan) Jarak tempuhnya kurang lebih 100 meter. Dengan nyiur pohon kelapanya, dan taman melati yang menebarkan bau harum menambah kenyamanan berada di pulau ini sambil memandang lepas pantai.
c.       Berjelajah mangrove dengan prau kecil
Ketika belum puas berjelajah disekitar pantai Kisek, kita dapat berjelajah melihat keindahan pohon bakau (red: mangrove) disekitar pantai Kisek Wonokerto Kulon. Wisata ini terletak dipinggir jalan sebelum sampai pantai Kisek. Yang menarik dari wisata ini adalah pengunjung berjelajah dengan menggunakan prahu kecil mengitari seluruh tambak yang terdapat berbagai macam tanaman mangrove.
Prahu yang digunakan berukuran sedang, cukup untuk 2 sampai 3 penumpang. Selain berjelajah mangrove dengan prahu kecil, pengunjung juga dapat bersantai sambil memancing ikan. Ikan-ikan yang sudah didapatakan dihitung dengan harga sesuai beratnya (red-timbangan). Walaupun ada banyak tambak dan tanaman mangrove di sekitar pantai Kisek, tetapi hanya beberapa tambak saja yang  baru difungsikan sebagai tempat wisata pemancingan.
Wonokerto memang memiliki potensi alam bahari yang sangat bagus. Keindahan pantai yang masih terhitung alami dapat memberikan sensasi tersendiri bagi para pengunjung. Sayang, pantai yang masih asri ini belum terawat dengan baik sehingga perlu adanya penataan dan sentuhan baik dari masyarakat sekitar dan khususnya dari pemerintah Kabupaten Pekalongan. Sehingga Wonokerto sebagai salah satu ikon di Kabupaten Pekalongan yang tergabung dalam DEWO BALITUNG (Depok, Wonokerto, Kampung Batik, Linggo Asri dan Petung Kriono) ini bukan hanya sebatas isapan jempol belaka.
Kebersihan pantai dan sarana dan prasarana menjadi sorotan tersendiri bagi tim redaksi. Sarana yang kurang memadai, seperti halnya MCK atau tempat bilas, Penerangan jalan bahkan akses jalan yang masih banyak lubang dapat menjadi penghambat berkembangnya potensi wisata di Wonokerto.


Monday, August 24, 2015

HIMASATRIA PBSI FKIP UNIKAL (PEKALONGAN)

Sejarah Perjalanan HIMASATRIA PBSI UNIKAL

HIMASATRIA FKIP UNIKAL adalah organisasi mahasiswa di bawah naungan Program setudi Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pekalongan. Organisasi ini sebelumnya bernama Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia (HIMPRO PBSI) kemudian beralih menjadi HIMASATRIA.
Pergantian tersebut dimaksudkan agar organisasi yang kemahasiswaan ini memiliki progres yang lebih baik. Mekanisme yang di pakai dalam pergantian nama di sesuaikan dengan AD/ART organisasi dari organisasi tingkat tertinggi di Universitas Pekalongan (UNIKAL). Pergantian nama tersebut terjadi pada masa kepemimpinan Ratno Kumar Jaya di tahun 2011 yang merupakan angkatan ke 2 PBSI FKIP UNIKAL dan menjadi ketua HIMASATRIA/HIMAPRODI PBSI yang ke 3.
Adapun orang-orang yang pernah menjadi ketua HIMASATRIA/HIMAPRODI PBSI UNIKAL, diantaranya :
1.      Karnadi sebagai ketua pertama pada tahun 2008/2009
2.      Umi Hanik sebagai ketua kedua pada tahun 2009/2010
3.      Ratno Kumar Jaya sebagai ketua pada tahun 2010/2011
4.      Adib Ahkami sebagai ketua pada tahun 2011/2012
Di bawah bimbingan Ibu Dina Nurmalisa, selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) memunculkan banyak program yang dapat menjadi sarana kegiatan dan pengembangan intelektual bagi mahasiswa. Ditambah dukungan dari 3 BSO (Badan Semi Otonom) yaitu :
1.      GANDEWA (Gerakan Pendadar Wawasan Sastra) dengan pembina Pak Haryanto
2.      Teater SOGAN dengan pembina Ibu Dina Nurmalisah dan Pak Ribut Achwandi
3.      KAIL (Karya Ilmiah) dengan pembimbing Ibu Nia Ulfa Martha
Inilah seklumit tentang HIMASATRIA FKIP UNIKAL dari 2008 hingga 2012. Adapun kekurangan ataupun tambahan perkembangan hingga kini, dapat di informasikan melalui kolom komen.  




JOGO TONGGO (GOTONG ROYONG SAK LAWASE)

Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani Covid-19, yaitu p...