PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN ANALISIS DAN WACANA
a.
Pengertian Analisis
Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan
definisi analisis:
1)
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
2)
Analisis adalah langkah pertama dari proses
perencanaan (Anne Gregory).
3)
Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar
bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Dwi Prastowo
Darminto & Rifka Julianty).
4)
Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah
kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah
sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu
kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya (Wiradi).
5)
Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan
suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda
komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu
keseluruhan yang terpadu (Komaruddin).
Berdasarkan
pengertian analisis dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
analisis adalah kegiatan atau proses penyelidikan untuk menguraikan sesuatu dan
memperoleh pengertian yang tepat serta pemahaman arti secara keseluruhan.
b.
Pengertian Wacana
Menurut Para Ahli
1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa wacana yaitu (1)
komunikasi verbal; percakapan; (2) lingkungan keseluruhan tutur yang merupakan
suatu kesatuan; (3) lingkungan satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan
dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato
atau khutbah; (4) lingkungan atau prosedur berpikir secara sistematis;
kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; (5)
pertukaran ide secara verbal.
2) Marahim mengartikan wacana sebagai kemampuan untuk maju (dalam pembahasan)
menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya, dan komunikasi buah pikiran,
baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur. Jika defenisi ini kita pakai
sebagai pegangan, maka dengan sendirinya semua tulisan yang teratur, yang
menurut urut-urutan yang semestinya, atau logis, adalah wacana. Karena itu,
sebuah wacana harus punya dua unsur penting, yakni kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence). Proses berpikir seseorang sangat
erat kaitannya dengan ada tidaknya kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang
disajikannya. Makin baik cara atau pola berpikir seseorang, pada umumnya makin
terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.
Istilah
wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse. Kata “discourse” berasal dari bahasa latin discursus yang berarti lari
kian-kemari (yang dituturkan dari dis-
‘dari, dalam arah yang berbeda, ‘dan currere
‘lari). Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan;
konversi atau percakapan. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek
studi atau pokok telaah. Risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah;
khotbah.
3) Moeliono menyatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan
sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat itu atau rentetan
kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan yang lain,
membentuk satu kesatuan.
4) Menurut Djajasudarma, wacana adalah (1) perkataan, ucapan, tutur yang
merupakan satu kesatuan; (2) keseluruhan tutur. Tarigan mengemukakan bahwa
wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas
kalimat atau klausa dengan koheresi dan kohesi yang tinggi yang
berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara
lisan atau tertulis.
5) Ba’dulu menyatakan bahwa pada dasarnya wacana adalah kumpulan paragraph
yang saling berhubungan yang mengembangkan topic tunggal yang luas secara
efektif.
6) Menurut Kridalaksana, wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam
hierarki gramatikal merupakan kesatuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri
ensiklopedia, dsb.), paragraph, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang
lengkap.
7) Lull memberikan pengertian yang lebih sederhana mengenai wacana yang
berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada public
sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Kleden menyebut
wacana sebagai ucapan dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu tentang
sesuatu kepada pendengar.
Wacana itu
sendiri, seperti dikatakan Tarigan, mencakup keempat tujuan penggunaan bahasa,
yaitu ekspresi diri sendiri, eksposisi, sastra, dan persuasi. Samsuri dalam Sudjiman menyatakan bahwa
wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi,
biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian
yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan
dapat pula memakai bahasa tulisan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, agaknya dapat
dirangkum pengertian wacana itu sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak
tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,
sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental
maupun nonsegmental bahasa. Lebih jauh, pengertian wacana dapat dibatasi dari dua sudut yang berlainan.
Pertama dari
sudut bentuk bahasa, dan kedua, dari sudut tujuan umum sebuah karangan yang
utuh atau sebagai bentuk sebuah komposisi. Dari sudut
bentuk bahasa, atau yang bertalian dengan hierarki bahasa, yang dimaksud dengan
wacana adalah bentuk bahasa di atas kalimat yang mengandung tema ini biasanya
terdiri atas alinea-alinea, anak-anak bab, bab-bab, atau karangan-karangan
utuh, baik yang terdiri atas bab-bab maupun tidak.
Berdasarkan beberapa pengertian wacana di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Wacana merupakan satuan
bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks
sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran. Wacana
dapat berbentuk lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau
interaksional. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa
wacana sebagai proses komunikasi antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam
komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan
ide/gagasan penyapa.
2.
JENIS – JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
a. Berdasarkan saluran yang
digunakan dalam berkomunikasi
Berdasarkan
saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan atas wacana tulis dan
wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis. Wacana lisan cenderung
kurang terstruktur (gramatikal), penataan subordinatif lebih sedikit, jarang
menggunakan piranti hubung (alat kohesi), frasa benda tidak panjang, dan
berstruktur topik-komen. Sebaliknya wacana tulis cenderung gramatikal, penataan
subordinatif lebih banyak, menggunakan piranti hubung, frasa benda panjang, dan
berstruktur subjek-predikat.
b. Berdasarkan jumlah peserta yang
terlibat dalam pembicaraan
Berdasarkan jumlah
peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunikasi, ada tiga jenis wacana,
yaitu wacana monolog, dialog, dan polilog. Bila dalam suatu komunikasi hanya
ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari peserta yang lain, maka
wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian, pembicara tidak
berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi itu dua orang
dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar atau
sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika peserta dalam
komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran, maka wacana yang
dihasilkan disebut polilog.
c. Berdasarkan bentuk wacana
1)
Wacana Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek
berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk
mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan,
fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2
macam, yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi
faktual/ekspositoris.
Wacana
deskripsi bertujuan membentuk suatu citra (imajinasi) tentang sesuatu hal pada
penerima pesan.
2)
Wacana Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu
kejadian atau peristiwa. Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang
berisi cerita. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi
imajinatif. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian,
tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat,
dan suasana. Aspek
kejiwaan yang dapat mencerna wacana narasi adalah emosi.
3)
Wacana Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
(memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya, serta menerangkan sesuatu hal kepada penerima agar
yang bersangkutan memahaminya. Karangan eksposisi biasanya digunakan
pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar,
simposium, atau penataran.Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan
objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan
data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi
karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola
penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks. Wacana eksposisi
dapat berisi konsep-konsep dan logika yang harus diikuti oleh penerima pesan.
Oleh sebab itu, untuk memahami wacana eksposisi diperlukan proses berpikir.
4)
Wacana Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi
adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Tahapan
menulis karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan,
merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti,
fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan
mengembangkan kerangka menjadi karangan. Pengembangan kerangka karangan
argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan
masalah. Wacana
argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima
pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logika
maupun emosional. Untuk mempertahankan argumen diperlukan bukti yang mendukung.
5) Wacana
persuasiItu aspek kebahasaan ya?
Wacana
persuasi bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan sesuai
yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini, digunakan segala
upaya yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh. Untuk mencapai tujuan
tersebut, wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional.
SIMPULAN
Pengertian Analisis adalah kegiatan atau proses penyelidikan untuk
menguraikan sesuatu dan memperoleh pengertian yang tepat serta pemahaman arti
secara keseluruhan. Sedangkan definisi Wacana merupakan satuan
bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks
sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran. Wacana
dapat berbentuk lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau
interaksional. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa
wacana sebagai proses komunikasi antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam
komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan
ide/gagasan penyapa.
Adapun jenis-jenis wacana bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa,
anatara lain Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan atas wacana tulis dan
wacana lisan. Berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan
dalam komunikasi, ada tiga jenis wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan
polilog. Dilihat bentuk
wacana, dikenal ada wacana deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi,
dan persuasi.