KEPUTUSAN
KWARTIR
NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 036 TAHUN 1979
DASADARMA
PRAMUKA
Ketua
Kwartir Naasional Gerakan Pramuka
Menimbang : 1. bahwa dalam memorandum
Musyawarah Nasional Tahun
1978 telah dilimpahkan kepada Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka
untuk
memperbaiki dan menyempurnakan formulasi Dasardarma
Pramuka
yang tercantum dalam Keputusan Kwartir
Nasional
Gerakan
Pramuka No. 123/KN/78 Tahun 1978
sehingga sistematis,
enak
didengar, dan mudah dihafal;
2. bahwa berkenaan dengann itu perlu segera
dikeluarkan suraat keputusan tentang perbaikan dan penyempurnaan formulasi
Dasadarma Pramuka;
Mengingat : 1. Keputusan Presiden
Republlik Indonesia No. 238 Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 12 Tahun 1971;
2.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan No. 045/KN/74 Tahun 1974 tentang Anggaaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3.
Lampiran III Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka No. 123/KN/78 Tahun
1978;
Memperhatikan : Keputusan Rapat Kwartir Nasional
terbatas tentang Dasadarma Pramuka
tanggal 24 Januari 1979;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mencabut Dasadarma
Pramuka sebagaimana tercantum dalam
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 123/KN/78 tahun 1978.
Kedua : Mengesahkan Dasadarma Pramuka beserta
penjelasannyasebagaimana tercantum damalam lapiran I dan lampiran II keputusan
ini.
Ketiga : Hal-hal lain tentang Dasadarma Pramuka, yang
berhubungan dengan paearubahan pasal-pasal Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka yang lain, akan ditentukan kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dengan memperhatikan keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang
berhubungan dengan hal ini.
Apabila
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembentulan
sebagaimana mestinya.
Keputusan
ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan
di Jakarta
Pada tanggal 28 Februari 1979
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,
Ttd.
Letjen TNI (Purn) Mashudi
LAMPIRAN II SURAT KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR
036 TAHUN 1979
PENJELASAN DASADARMA PRAMUKA
A.
Umum
1. Dasadarma
adalah ketentuan moral untuk setiap anggota Gerakan Pramuka sehingga merupakan
suatu tuntunan sikap dan lakkkuk yang berisi nilai-nilai yang harus menjadi
tolak ukur manusia yang diidamkan.
2. Bagi
anggota Gerakan Pramuka yang tidak mematuhinya akan menimbulkan rasa kurang dan
salah sehingga dalam dirinya timbul kesadaran bahwa ia melanggar sesuatu,
meskipun tidak diatur dengan ketentuan-ketentuan sanksi.
3. Dalam
suatu proses belajar, seseorang akan menerima pengertian mengembangkan
otoidentifikasi (tahu diri pribadi) dan melaksanakan ototransformasi
(mengembangkan diri pribadi). Sejak awal, proses ini dimantapkan dengan
mengulang-ulang tuntunan melalui bimbingan dan teladan dari orang dewasa,
Dariniat meniru ke tingkat identifikasi sampai tingkat pemillihan itu, anak
didik memerlukan dan mencari penuntun.
4. Usaha
pendidikan dalam Gerakan Pramuka akan
lebih bertepat guna apabila anak didik memperoleh tuntunan, teladan , dan
personifikasi identifikasi (tokoh yang diidamkan) dari lingkungannya,
lingkungan yang palling baik dan dekat adalah pembinanya, kemudian andalannya.
5. Karena
itu Dasadarma Pramuka Indonesia
juga harus dihayati dan diamalkan oleh orang dewasa, Pembina, dan andalam.
Untuk Pramuka Penggalang, Dasadarma perlu dijabarkan, dijelaskan, dan
diallihkan dalam bentuk yang sederhana. Untuk Pramuka Penegak/Pandega dan orang
dewasa, perlu terus-menerus ditanamkan melalui pemikiran dan pengertian yang
lebih mendalam.
B. Pokok-pokok
Pengertian
1. Dasadarma
adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang
harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi
manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus
mampu menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang
Mahaesa.
2. Republlik
Indonesia
adalah Negara hokum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan
Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya
sehari-hari.
3. Dasadarma
yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan
satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka
pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi
dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
C. Penjelasan
masing-masing Darma
1.
Darma pertama:
Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa
1. Pendahuluan
Apa
yang tercantum di dalam Trisatya tentang
menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama
sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di
dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan
dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang
ada di dalam Dasadarma pertama adalah
perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya,
Atau
dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di
dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh
karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi
penekan
2. Pengertian
1. Takwa
1. Pengertian
takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang
tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain.
2. Pada
hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam
perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa,
yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan
kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai
semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:
1. Bertahan
terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari
dorongan hawa nafsu.
2. Taat
melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi
masyarakat serta seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan,
menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung
itu,
2. Tuhan
Di
sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal
dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu
Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita
melalui para Nabi/ Rosul.
1. Dari
segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada
dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam
semesta (couse prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja
yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
2. Dari
wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabdaNya
di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha
Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk
manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena
afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada,
dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur.
Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya
Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan
mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu
Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita
tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala
mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai
insane manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
3. Esa=
satu/tunggal.
Maksudnya
bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang
dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah
mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada
Tuhan selain Allah”.
3. Berbicara tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang
Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti, dan
akhlak.
Moral,
budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan
tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame
makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa
meliputi cinta, takut, harap, syukur,
taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap
Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang
Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak
terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang
tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga
menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya.
Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung
unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang
hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan
sebagainya,
Akhlak terhadap sesame
makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan.
Akhlak
terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak,
rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua
sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak
terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas
diri, dan mampu menyesuaikan diri.
3. Pelaksanaan
1. Sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari
masing-masing anak didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada
Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis
tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka,
apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan
dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan Pramuka
hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini,
tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk
melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan
Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai
dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara
atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah
terciptanya manusia Indonesia
yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala
macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti
tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap
hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret
dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan
lain.
Sebagai
Contoh.
Sikap
cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah
merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan.
Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu
takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci,
curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya.
2. Maka
dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat
dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada
bekerja sama dan hidup bersama.
Dalam
kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia
dan tabah.
Kalau
anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi
pribadi yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya,
akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini
tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
3. Menuntun
anak untuk melaksanakan ibadah,
4. Menyelenggarakan
peringatan-peringatan hari besar agama.
5. Menghormati
orang beragama lain.
6. Menyelenggarakan
cermah keagamaan.
7. Menghormati
orang tua.
2.
Darma kedua: Cinta alam dan kasih saying sesama manusia
a.
Pengertian
1. Tuhan
Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia,
binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi,
alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan
manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola,
dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai
makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta
dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar
dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya
(benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia
dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian
benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena
hutan tanah, pantai, fauna, dan flora
serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang
kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi
mendatang.
Di
samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan
yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi
pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta
pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
2. Yang
dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan
suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia
ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita
ingindan mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah
yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah
perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa.
Khususnya
sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia
maupun dari bangsa lain sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai
satya dan darma sebagai ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi
manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia
berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan
lainnya dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying.
3.
Darma ini adalah
tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
b.
Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.
1)
Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal
berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman
di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai
tanda kecakapan khusus.
2)
Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik
dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan
juga memelihara dengan baik binatang yang mereka meliki.
1. Kasih
saying sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia
sebagai makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan
Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara lain,
tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa
dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
2. Siapa
pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta
alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa
dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan
sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan
Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
1. Patriot
berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia,
seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela
tanah airnya.
2. Sopan
adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan
bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang
lain.
3. Ksatria
adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti
kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna
keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
4. Seorang
Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain
mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung
tinggi martabat bangsanya.
5. Darma
ini adlah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Membiasakan
dan mendorong anggota Pramuka untuk:
1. menghormati
dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
2. mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti
kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
3. Mencintai
bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
4. Mengerti,
menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
2. Mengenal
adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
3. Mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan
membela yang lemah dan yang benar.
4. Membiasakan
diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
5. Menghormati
orng tua, guru dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
1. Pengertian
- Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
- Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
- Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat.
2. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
- Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya, setia mengikuti latihan membayar
iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
- Belajar mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
- Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
- Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
1. Rela
atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan
rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk
kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang
ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan
masalah seta tantangan yang dihadapi.
2. Tabah
atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui
bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur
dan tidak ragu.
3. Darma
ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
1. Membiasakan
diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
2. Membantu
menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
3. Memberi
tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
4. Membiasakan
secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di
rumah, dan dimasyarakat..
6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a. Pengertian
1. Rajin
Manusia
dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal
budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan
belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik
diri.
Lebih-lebih
lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat,
maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang
dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa
tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2. Terampil
Setiap
manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal
itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat
mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3. Gembira
Manusia
itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk
itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia
bekerja sama.
Banyak
kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan
diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi
ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal
ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan
optimistis.
Sikap
ppositip, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan
suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan
kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
4. Rajin,
terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haari
1) Rajin
1. Biasakan
membaca buku yang baik.
2. Biasakan
untuk membuaat karya tulis.
3. Selenggarakan
diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
4. Tentukan
jadwal harian yang tetap untuk belajar.
Belajar
selama dua jam sehari adalah layak.
5. Atur
kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan
Pramuka.
6. Membiasakan
untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
2) Bekerja
1. Jelaskan
bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
2. Biasakan
bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
3. Jangan
terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
4. Hargai
dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
5. Berikan
beban dan tugas yang terus berkembang.
6. Berusaha
untuk bekerja dengan rencana.
7. Bergembiralah
dalam tiap usaha.
8. Selesaikan
setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3) Terampil
1. Pilihlah
suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
2. Latih
terus-menerus.
3. Jangan
cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
4. Mintalah
tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
5. Jangan
menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan yang ada.
7.
Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan
bersahaja
a.
Pengertiam
1)
Hemat
1. Hemat
bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka
melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya.
2. Secara
rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan
berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan
diri sendiri).
Menghemat
bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan
usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan.
3. Secara
material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga
usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan
ornag lain.
2) Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus
senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang
datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Hal
ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan
segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia
senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
Ia
harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3)
Bersahaja
Hal
ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak
berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk
(penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat
secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat
menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti
keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
- Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
- Tidak ceroboh.
- Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
- Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
- Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
- Meneliti sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
- Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
- Pengguna air tidak terbuang percuma.
- Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
- Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
- Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
- Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
- Membiasakan untuk menabung
- Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana
.
8. Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
a.
Pengertian
1. Disiplin
dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau
ketentuan dan peraturan.
2. Dalam
pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
3. Berani
adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah
dan tantangan.
4. Setia
berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
5. Dengan
demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah,
ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuaaaat berdasarkan
pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haaaari
1. Berusaha
untuk mengendalikan dan mengaaaatur
diri (self disiplin).
2. Mentaati
peraaturan.
3. Menjalani
ajaran dari ibadah agama,
4. Belajaaar
untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5. Patuh
dengan pertimbangan dan keyakinan.
9.
Darma kesembilan: Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya,
a. Pengertian
dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
1. Yang
dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka
itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah
maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa,
masyarakat dan keluarga misalnya :
1. Segala
sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
2. Segala
sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
3. Pramuka
harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau
sulit dilaksanakannya,
4. Seorang
Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang
dicari-cari,
Tujuannya
adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
2. Yang
dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik
perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
1. Dapat
dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap
anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan
lain-lain.
2. Pramuka
dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang
dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
3. Apabila
ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia
pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam
kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa
ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang
tahu atau yang mengawasinya.
5. Selalu
menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan
adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan
segalati ngkah lakunya.
10.
Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran
Perkataan dan peeerbuatan
a. Pengertian
1. Seorang
Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya
sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
2. Suci
dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan
sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama
sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
3. Suci
dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat
dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain.
4. Suci
dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka
Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk
kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
5. Dengan
selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan
pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu
memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi
manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi
pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Seorang
Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan
tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai
pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai
sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Seorang
Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan
diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan
diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak
percaayaan orang lain.
3. Seorang
Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan
diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4. Setiap
Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu
beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan
Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
5. Usaha
agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya.
Jakarta,
28 Februari 1979
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Ketua,
ttd
Letjen TNI (Purn) Mashudi
No comments:
Post a Comment