Friday, April 11, 2014

UNSUR INTRINSIK NOVEL DAN FILM



PERBEDAAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL DAN FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG
Oleh
ADIB AHKAMI


Identitas Buku

Judul                         : Kehormatan di Balik Kerudung
Pengarang                 : Ma’mun Affany
Penerbit                     : Sofia Publishing House
Halaman                    : 359 halaman
ISBN                        : 978-602-99860-0-6

Identitas Film

Judul                          : Kehormatan di Balik Kerudung
Sutradara                   : Tya  Subiakto Satrio
Produser                    : Fiaz Servia, Reza Servia, dan  Chand Prwez Servia
Produksi                    : PT. Kharisma Starvision Plus
Penulis                       : Amalia Putri dan Aurelia Amany,
Musik                         :  Tya Subiakto Satrio
Rilis                           : 27 Oktober 2011
Durasi                        : 105 menit
Bahasa                       : Bahasa Indonesia
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa secara tersusun. Namun, jalan ceritanya dapat menjadi suatu pengalaman hidup yang nyata, dan lebih dalam lagi novel mempunyai tugas mendidik pengalaman batin pembaca atau pengalaman manusia. Novel lahir dan berkembang dengan sendirinya sebagai sebuah genre pada cerita atau menceritakan sejarah dan fenomena sosial. Karya sastra termasuk novel mempunyai fungsi dulce et utile yang artinya menyenangkan dan bermanfaat bagi pembaca melalui penggambaran kehidupan nyata. Sebagai karya cerita fiksi, novel sarat akan pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan. Oleh karena itu, novel harus tetap merupakan cerita menarik yang mempunyai bangunan struktur yang koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik. Dengan adanya unsur-unsur estetik, baik unsur bahasa maupun unsur makna, dunia fiksi lebih banyak memuat berbagai kemungkinan dibandingkan dengan yang ada di dunia nyata. Semakin tinggi nilai estetik sebuah karya fiksi, secara otomatis akan mempengaruhi pikiran dan perasaan pembaca. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang di dalamnya memuat nilai-nilai estetika dan nilai-nilai pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan.
Novel kehormatan di balik kerudung karya Ma’mun Affany diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, yang dibintangi oleh Donita, Andika Pratama dan Ussy Sulistiawati ini menceritakan tentang pengorbanan cinta antara Syahdu, Ifand, dan Sofia. Novel kehormatan di balik kerudung merupakan novel yang bertemakan religi. Disini pengarang menceritakan ada seorang gadis bernama Syahdu (Donita), Syahdu adalah wanita yang berhati mulia namun keras hati. Syahdu tinggal bersama ibunya (Erlin Sarintan) serta adik perempuannya, Ratih (Nadya Almira). Suatu ketika Syahdu berniat mengunjungi kakeknya. Dalam perjalanan, Syahdu bertemu Ifand Abdussalam (Andhika Pratama). Ifand adalah pemuda soleh namun berpikiran terbuka, dan cerdas. Syahdu ternyata satu tujuan dengan Ifand. Bukan hanya itu, ternyata rumah Ifand dan rumah kakeknya Syahdu (HS Abdullah Ali) berjarak tak terlampau jauh. Di sini, Ifand dan Syahdu pun berkenalan lebih akrab, yang pada akhirnya menumbuhkan benih cinta di hati mereka.
            Sofia (Ussy Sulistiawaty), gadis sekampung dengan Ifand, yang jatuh hati pula pada Ifand, namun Ifand tak pernah menanggapi serius. Sementara kakek Syahdu yang tahu keakraban Syahdu dengan Ifand, merasa tak nyaman. Banyak gunjingan warga. Kakek Syahdu meminta Syahdu meninggalkan desa agar tidak menjadi fitnah.
            Sekembalinya di rumah, Syahdu dihadapkan kenyataan pahit. Ibunya dirawat di rumah sakit, dan harus menjalani operasi. Biayanya sungguh besar. Dalam situasi genting itu, mantan kekasih Syahdu, Nazmi (Iwa Rasya) yang masih berusaha mendapatkan kembali cinta Syahdu, menawarkan bantuan dana guna membiayai operasi ibunya. Dengan satu syarat, Syahdu harus bersedia menikah dengannya.
            Mantan kekasihnya yang sah jadi suaminya, ternyata berbuat kasar. Syahdu diusir suaminya pada malam pernikahannya, karena syahdu berterusterang bahwa ia mencintai pria lain selain dirinya. Mengetahui Syahdu sudah menikah, Ifand kecewa. Ifand kemudian menikah dengan Sofia, gadis yang diam-diam selalu mencintainya. Pada kenyataannya, Ifand merasa beruntung. Sofia menunjukkan ketulusan cintanya melalui pengabdiannya sebagai seorang istri, sedangkan syahdu memilih bercerai dan menjadi seperti orang stres, mudah sakit, sering melamun, menyendiri dan pendiam. Adiknya, Ratih iba pada Syahdu. Diam-diam Ratih berkirim surat pada Ifand. Menceritakan tentang keadaan Syahdu, kakaknya. Dengan segala keikhlasan hati, Sofia meminta suaminya untuk menjenguk Syahdu.
            Sofia, yang kemudian membaca surat Ratih, terenyuh mengetahui penderitaan bathin dan fisik Syahdu. Sofia meminta Ifand membawa Syahdu untuk merawatnnya, bahkan Sofia rela jika Ifand menikahi Syahdu apabila Ifand menghendakinya. Ifand akhirnya memutuskan menikahi Syahdu untuk menghindari pergunjingan. Ifand, Syahdu dan Sofia pun tinggal serumah. Di sinilah konflik sebenarnya terjadi. Syahdu yang awalnya bahagia bisa bersama Ifand merasa bersalah dengan Sofia yang selalu baik padanya. Perasaannya semakin galau ketika melihat kelebihan-kelebihan Sofia yang tidak dimilikinya.
            Novel dan film kehormatan di balik kerudung ini bertemakan cinta dan poligami dalam konteks religi. Bertemakan cinta karena dalam kisah cinta, setiap pecinta bisa melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Hal ini dapat terlihat dari tokoh utama pada film ini yaitu Syahdu yang diperankan oleh Donita dan Ifand yang diperankan oleh Andhika Pratama. Walaupun melalui pertemuan singkat namun pertemuan itu sudah membekas begitu dalam, keduanya sudah saling tertarik, bahkan jiwa mereka sudah saling mengisi.
Novel dan film kehormatan di balik kerudung mempunyai banyak perbedaan pada latar atau setting, adanya tokoh yang dihilangkan dan adanya perbedaan karakter pada awal ceritanya serta ending ceritanya pun berbeda. Pada bagian pertama novel dan filmnya sudah nampak jelas perbedaan setting tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel Perbedaan antara film dan novel Kehormatan di Balik Kerudung
Perbedaan novel dan film
Novel
Film
Rumah syahdu
Di Bangka

Di Bromo, karena panorama bromolah yang muncul.
Saat berbicara dengan ratih ingin pergi ke Pekalongan
Malam hari bertiup angin kencang di kamar

Siang hari di luar rumah


Perbedaan novel dan film

Novel

Film
Cara berjilbab syahdu

Jilbab segitiga yang dijepit di bawah dagu

Memakai syal (rambutnya masih kelihatan)
Transportasi ke Pekalongan
Kapal levina, kemudian menggunakan bus
Kereta api

Pertemuan pertama ifand dan syahdu
Duduk bersebelahan waktu berada di kapal
Duduk bersebelahan di taman saat menunggu kereta api

Mobil nazmi saat mengantar syahdu

Mobil Honda jazz hitam yang lewat di jalan raya
Mobil jib yang lewat di gurun pasir yang gersang
Makanan cemilan

Syahdu memakan kacang atom kesukaannya di kapal
Ifand memakan roti saat menunggu kereta

Jemputan syahdu di pekalongan

Di jemput andi dengan menggunakan motor
Di jemput andi dengan menggunakan sepeda ontel
Pakean  andi
Berjaket abu-abu
Berjaket hitam

Melihat ifand pertama kali di pekalongan

Naik motor
Jalan kaki
syahdu bertanya kepada andi nama pemuda itu
Di pantai
Duduk di halaman dekat dengan rumah
Selain setting tempat yang banyak perbedaannya, setting waktu yang digunakan pun berbeda, karena dalam novel kehormatan di balik kerudung menceritakan kisahnya itu pada saat bulan suci ramadhan. Sedangkan dalam filmnya tidak tergambar bahwa itu pada saat bulan suci ramadhan, karena tampak dengan jelas saat ifand menawari roti yang dimakannya kepada syahdu.
Perbedaan yang terjadi di dalam setting tempat dan alat transportasi antara novel dan film kehormatan di balik kerudung adalah sutradara memakai provinsi jawa timur sebagai tempat tinggal syahdu, tepatnya daerah sekitar gunung bromo, bukan Bangka yang di pakai sebagai tempat tinggal syahdu seperti yang terdapat dalam novelnya. Karena Bromo masih berada dalam satu pulau dengan kota Pekalongan yaitu berada di Pulau Jawa. Sehingga perbedaan budayanya tidak terlalu jauh. Hal tersebut secara otomatis juga mempengaruhi alat transportasi yang digunakan oleh syahdu untuk menuju ke Pekalongan, karena bromo dan pekalongan masih dalam satu pulau, maka syahdu menggunakan alat transportasi kereta api, sedangkan dalam novel syahdu bertempat tinggal di Bangka maka ia menggunakan kapal levina, dan bus untuk sampai di Pekalongan.
 Tidak hanya setting dari novel itu yang berbeda dengan filmnya karena dalam film kehormatan di balik kerudung ada tokoh yang dihilangkan yaitu tokoh syifa, syifa adalah salah satu tokoh dalam novel yang mencintai ifand. Syifa merupakan adik kelas ifand dulu waktu mereka duduk di sekolah dasar. Syifa pun merupakan gadis yang pertama dikenal oleh syahdu di kota pekalongan. Tiga tahun pun ia rela lewati demi menunggu cintanya terbalas oleh ifand. Namun di dalam film kehormatan di balik kerudung tokoh syifa tidak ada, gadis yang dikenal oleh syahdu pertama kali di pekalongan adalah sofiya, yang nantinya dia menjadi istri pertama ifand. Tidak dihadirkannya tokoh syifa dalam filmya karena mungkin tokoh syifa tidak dianggap penting, sehingga dapat digantikan langsung oleh sofiya. Tetapi jika seseorang sudah pernah membaca novel kehormatan di balik kerudung terlebih dahulu sebelum ia menonton filmnya, ia akan merasakan pemenggalan-pemenggalan yang terjadi antara novel dan filmnya tersebut, sehingga dapat dirasakan perbedaan antara novel dan filmnya.
Perbedaan karekter pun dapat dijumpai bagi seseorang yang sudah pernah membaca novel dan menonton film kehormatan di balik kerudung, yaitu dapat di lihat pada tokoh ifand dan syahdu yang terdapat pada bagian awal novel dan film kehormatan di balik kerudung. Di dalam novelnya syahdu lebih agresif ingin berkenalan dengan ifand, tetapi ifand menanggapinya dengan acuh tak acuh, hal itu terlihat saat ifand duduk di sebelah syahdu. Ifand hanya sibuk dengan bukunya sendiri. Tetapi di dalam filmnya ifand lebih agresif untuk berkenalan dengan syahdu, ifand duduk disamping syahdu di sebuah taman ketika mereka sedang menunggu kereta api datang. Kemudian ia menggoda syahdu yang berada di sampingnya dengan  cara memuji kecantikannya dan ingin memotret syahdu.   
Disamping perbedaan setting tempat dan waktu, adanya tokoh yang dihilangkan, adanya perbedaan karakter antara novel dan filmnya, ending dalam cerita di dalam novel dan filmnya pun berbeda. Pada novel kehormatan di balik kerudung ceritanya berakhir dengan happy ending, yaitu bersatunya kembali cinta antara ifand, sofiya dan syahdu. Mereka akhirnya hidup bersama dalam satu keluarga untuk membesarkan ifand kecil. Tetapi di dalam filmnya ceritanya berakhir dengan sad ending, karena tokoh syahdu meninggal dunia karena penyakit kanker rahim yang ia derita, dan akhirnya sofiya dan ifand membawa ifand kecil ke pekalongan.
Penokohan dan perwatakan dalam novel maupun film kehormatan di balik kerudung, antara lain:
a.    Tokoh utama
1.   Syahdu adalah wanita yang berhati mulia namun keras hati. Berparas cantik, baik dan ia akan berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan.
2.   Ifand adalah tokoh yang mampu membuat hati para wanita berdetak kencang. Tidak hanya parasnya saja yang tampan, tetapi ia juga rajin beribadah. Berhati mulia, baik dan suka menolong.
3.   Sofia adalah tokoh yang diam-diam mencintai ifand, walaupun tak mendapat balasan cinta dari ifand. Ia wanita yang berhati mulia, sopan, rajin beribadah, dan pemalu.


b.   Tokoh lainnya
1.      Ibu syahdu adalah seorang yang sholekha, baik hati, penyayang dan cinta kepada anak-anaknya.
2.      Ratih adalah adik syahdu, gadis langsing, berkulit putih, berbibir mungil ini sangat dekat dengan kakaknya syahdu. Ratih mempunyai sifat yang baik dan patuh terhadap keluarganya.
3.      Nazmi adalah mantan  pacar Syahdu yang masih mengharapkan Syahdu untuk kembali padanya. Dia memanfaatkan kekurangan syahdu untuk menjadikan dia istrinya. Nazmi adalah sosok suami yang keras kepala, kasar dan mudah marah, di samping itu dia juga sombong.
4.      Kakek syahdu adalah salah satu tokoh terpandang di kampungnya. Ia memunyai sifat yang baik, penyayang dan dihormati oleh sebagian warga di tempat itu. Oleh sebab itu kakek Syahdu yang tahu keakraban Syahdu dengan Ifand, merasa tak nyaman karena banyak gunjingan warga sehingga kakek Syahdu meminta Syahdu meninggalkan desa agar tidak menjadi fitnah.
5.      Nenek syahdu adalah tokoh yang cinta dan saynga kepada cucu-cucunya. Ia berhati baik dan patuh terhadap suaminya. Sifat patuhnya itu yang membuat ia membujuk syahdu tuk meninggalkan ifand dari kampung itu, walaupun sebenarnya ia tidak tega terhadap syahdu cucu yang ia sayangi.
6.      Ibu ifand adalah seorang yang sehari-hari selalu memakai jilbab sebagai penutup auratnya, ia baik, penyayang dan tidak sombong.
7.      Andi adalah adik sepupu syahdu. Ia baik, lucu, dan suka bergurai. Selama syahdu di rumah kakeknya ia yang setia mengantarkan dan menemani syahdu kemana pun syahdu ingin pergi.
Alur yang digunakan dalam novel dan film tersebut adalah alur campuran (alur maju mundur).  Hal tersebut dapat dilihat dari cerita yang diceritakan pengarang. Novel dan film tersebut pertama-tama menceritakan perjalanan syahdu pergi ke rumah kakeknya di pekalongan. Pertemuan singkat yang terjadi antara syahdu dan ifand dalam perjalanan membuat mereka saling tertarik dan saling cinta, bahkan jiwa mereka sudah saling mengisi, walaupun syahdu belum sempat mengenal namanya. Sesampai di rumah kakeknya syahdu menginap di kamar ibunya dulu, di kamar itu syahdu pun membayangkan ibunya dulu berdandan depan cermin yang sekarang di pakainya. Di tempat itu pula syahdu melamun tentang pertemuannya dengan ifand. Tidak hanya itu, syahdu saat ini tidak lagi hidup bersama ifand dan sofiya sering melamun atau mengenang kejadian-kejadian pada waktu sofiya dan syahdu sudah sama-sama menjadi istri ifand. Syahdu merasa malu terhadap ifand karena ia tidak bisa seperti sofiya.
Klimaks yang terjadi dalam novel dan film kehormatan di balik kerudung adalah perginya syahdu, istri nomor duanya ifand dari rumah yang mereka tempati bersama ifand dan sofiya. Syahdu pergi karena ia merasa tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan sofiya yang memiliki segalanya. Ia iri terhadap sofiya yang berhati mulia, sabar, ikhlas, tegar dalam menghadapi segala sesuatu yang menimpa dirinya dan keluarganya. Disamping itu syahdu pergi karena adanya pertengkaran dengan ifand, ia ingin memiliki ifand seutuhnya. Syahdu pergi menuju rumah orang tuanya, tetapi dalam perjalanan ia mengalami kecelakaan.
Penggunaan bahasa pada novel ini menggunakan bahasa yang puitis. Pengarang menggunakan pemilihan kata yang santun tetapi mampu membuat emosi pembaca ikut dalam cerita yang disajikan. Jika pembaca mampu menikmati ceritanaya ia akan merasakan marah, kesal, kasihan sekaligus gregetan dan bertanya-tanya bagaimana akhir dari cerita ini.
Kelebihan dari novel kehormatan di balik kerudung  adalah alur ceritanya mudah di pahami, sehingga mengajak pembaca untuk masuk dalam cerita yang disugguhkan oleh pengarang. Disamping itu temanya juga bagus, yaitu cinta dan poligami dalam konteks religi, yang mengajarkan kita untuk bisa ikhlas dalam menghadapi sesuatu, ada pengorbanan yang harus dilakukan masing-masing karakter, dan pengorbanan tersebut getir layaknya buah simalakama. Sehingga mau tidak mau pembaca ingin menuntaskan novel yang dibacanya, sedangkan kelebihan dalam filmya adalah indahnya penggambaran  konflik batin masing-masing karakter dengan perjalanan hidup masing-masing karakter tersebut serta memiliki tampilan gambar yang cukup indah atau indahnya panorama alam yang dihadirkan lewat tatanan sinematografinya.
            Kelemahan  dari film ini adalah pemakaian bahasa puitis yang berlebihan, bahasa puitis bisa digunakan dalam film untuk membuat film itu lebih menarik, tetapi jika berlebihan akan menjadi sesuatu yang biasa. Cerita yang diadaptasi dari novel Ma’mun Affany tersebut mempunyai banyak perbedaan dari novelnya. Beberapa bagian adegan atau alur dalam novel pun banyak yang dihilangkan, sehingga kemungkinan penonton yang sudah membaca novelnya kehilangan alur cerita yang sangat besar. Tidak terjelaskan pula kenapa film tersebut harus terjebak dalam rentetan adegan tangis-menangis. Seakan-akan cerita film tidak mungkin bisa berlanjut, kecuali ada salah satu karakter yang meneteskan air mata. Sehingga keimanan masing-masing karakter pun terlihat lenyap begitu saja.
            Jika dilihat dari judulnya novel kehormatan di balik kerudung merupakan novel yang menarik untuk dibaca, pasti banyak dari mereka yang tertarik tentang apa yang akan disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Disini sebenarnya penulis ingin menyampaikan amanat atau pesan yang berupa pengorbanan seorang wanita (sofiya) yang dengan ikhlas membiarkan suaminya menikahi wanita lain demi menyelamatkan nyawa wanita yang sakit kritis karena cinta.
Unsur Ekstrinsik dalam novel dan film kehormatan di balik kerudung adalah Ma’mun Affany, lahir di Tegal pada tanggal 21 september 1986, menamatkan KMI di Gontor 2004, Institut Studi Islam Darussalam (ISID), 2008, Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor. Novel pertamanya Adzan Subuh Menghempas Cinta, novel keduanya Kehormatan di Balik Kerudung, novel ketiganya 29 Juz Harga Wanita, dan sedang mengerjakan Satu Wasiat Istri untuk Lelaki. Disamping itu unsur ekstrinsiknya yaitu berupa norma -norma dan nilai-nilai agama dan kekeluargaan, yaitu:
a.       Norma agama yaitu norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sanksinya mendapat dosa.
Contoh dalam novel tersebut yaitu penulis menggambarkan setting bulan puasa, maka penulis atau pengarang menggambarkan para tokoh tersebut mengerjakan ibadah puasa, mengerjakan ibadah sholat dan mengaji.      
b.      Norma kesusilaan yaitu petunjuk hidup yang berasal dari akhlak atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang lebih baik dan buruk, sanksinya dikucilkan warga.
Contoh dalam novel tersebut penulis menggambarkan syahdu saat dia mulai akrab dengan ifand, tetangganya banyak yang menggunjing dan mengucilkannya. Sehingga kakeknya menyuruh syahdu untuk menjauhi ifand, tetapi syahdu merasa apa yang ia lakukan tidak salah dan sebagai sesuatu yang wajar karena syahdu mencintai ifand dan ifand pun mencintai syahdu.
c.       Norma kesopanan yaitu petunjuk hidup yang mengantur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, sanksinya akan dicemooh oleh masyarakat dalam pergaulan.
Contoh dalam novel tersebut semua orang di desa bertanya kepada kakek syahdu atas sikap syahdu yang mendekati ifand dan merayunya, karena dalam novel tersebut bersettingkan di Pekalongan, yang masyarakatnya jarang melihat wanita mendekati laki-laki terlebih dahulu jadi syahdu dianggap kurang sopan, apalagi ia baru tinggal di desa tersebut, disamping itu semua orang juga tahu bahwa sofiya telah mencintai ifand sejak lama.
d.      Nilai kekeluargaan yang tinggi, tergambar dari karakter tokoh syahdu, ia ikhlas dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi dan berfikir positif. Disini syahdu digambarkan sebagai gadis yang keras kepala tetapi mempunyai hati yang mulia. Dia juga sangat menyayangi keluarganya, terbukti dengan mengorbankan kebahagiannya untuk menyelamatkan nyawa ibunya. Begitu pula dengan ifand, ifand adalah pemuda yang taat beribadah dan baik hati, sedangkan sofiya adalah gadis yang ikhlas dalam menghadapi seuatu yang menimpanya. Ia ikhlas di madu demi menyelamatkan nyawa syahdu.

No comments:

Post a Comment

JOGO TONGGO (GOTONG ROYONG SAK LAWASE)

Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani Covid-19, yaitu p...