PERBEDAAN
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL DAN FILM KEHORMATAN
DI BALIK KERUDUNG
Oleh
ADIB AHKAMI
Identitas
Buku
Judul : Kehormatan di Balik
Kerudung
Pengarang : Ma’mun Affany
Penerbit : Sofia Publishing House
Halaman : 359
halaman
ISBN : 978-602-99860-0-6
Identitas
Film
Judul :
Kehormatan di Balik Kerudung
Sutradara :
Tya Subiakto Satrio
Produser :
Fiaz Servia, Reza Servia, dan Chand
Prwez Servia
Produksi :
PT. Kharisma Starvision
Plus
Penulis :
Amalia Putri dan Aurelia Amany,
Musik : Tya Subiakto Satrio
Rilis :
27 Oktober 2011
Durasi :
105 menit
Bahasa :
Bahasa Indonesia
Novel merupakan salah satu bentuk
karya sastra yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa
secara tersusun. Namun, jalan ceritanya dapat menjadi suatu pengalaman hidup
yang nyata, dan lebih dalam lagi novel mempunyai tugas mendidik pengalaman
batin pembaca atau pengalaman manusia. Novel lahir dan berkembang dengan
sendirinya sebagai sebuah genre pada
cerita atau menceritakan sejarah dan fenomena sosial. Karya sastra termasuk
novel mempunyai fungsi dulce et utile yang artinya menyenangkan dan bermanfaat bagi pembaca melalui
penggambaran kehidupan nyata. Sebagai karya cerita fiksi, novel sarat akan
pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan. Oleh karena itu, novel
harus tetap merupakan cerita menarik yang mempunyai bangunan struktur yang
koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik. Dengan adanya unsur-unsur estetik,
baik unsur bahasa maupun unsur makna, dunia fiksi lebih banyak memuat berbagai
kemungkinan dibandingkan dengan yang ada di dunia nyata. Semakin tinggi nilai
estetik sebuah karya fiksi, secara otomatis akan mempengaruhi pikiran dan
perasaan pembaca. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa novel
merupakan salah satu bentuk karya sastra yang di dalamnya memuat nilai-nilai
estetika dan nilai-nilai pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan.
Novel
kehormatan di balik kerudung karya
Ma’mun Affany diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, yang dibintangi
oleh Donita, Andika Pratama dan Ussy
Sulistiawati ini menceritakan tentang pengorbanan cinta antara Syahdu, Ifand, dan
Sofia. Novel kehormatan di balik
kerudung merupakan novel yang bertemakan religi. Disini pengarang
menceritakan ada seorang gadis bernama Syahdu (Donita),
Syahdu adalah wanita yang
berhati mulia namun keras hati. Syahdu tinggal bersama ibunya (Erlin Sarintan) serta adik
perempuannya, Ratih (Nadya Almira).
Suatu ketika Syahdu berniat mengunjungi kakeknya. Dalam perjalanan, Syahdu
bertemu Ifand Abdussalam (Andhika Pratama). Ifand adalah pemuda soleh
namun berpikiran terbuka, dan cerdas. Syahdu ternyata satu tujuan dengan Ifand.
Bukan hanya itu, ternyata rumah Ifand dan rumah kakeknya Syahdu (HS Abdullah
Ali) berjarak tak terlampau jauh. Di sini, Ifand dan Syahdu pun berkenalan
lebih akrab, yang pada akhirnya menumbuhkan benih cinta di hati mereka.
Sofia (Ussy Sulistiawaty), gadis sekampung dengan
Ifand, yang jatuh hati pula pada Ifand, namun Ifand tak pernah menanggapi
serius. Sementara kakek Syahdu yang tahu keakraban Syahdu dengan Ifand, merasa
tak nyaman. Banyak gunjingan warga. Kakek Syahdu meminta Syahdu meninggalkan
desa agar tidak menjadi fitnah.
Sekembalinya
di rumah, Syahdu dihadapkan kenyataan pahit. Ibunya dirawat di rumah sakit, dan
harus menjalani operasi. Biayanya sungguh besar. Dalam situasi genting itu,
mantan kekasih Syahdu, Nazmi (Iwa Rasya)
yang masih berusaha mendapatkan kembali cinta Syahdu, menawarkan bantuan dana
guna membiayai operasi ibunya. Dengan satu syarat, Syahdu harus bersedia
menikah dengannya.
Mantan
kekasihnya yang sah jadi suaminya, ternyata berbuat kasar. Syahdu diusir
suaminya pada malam pernikahannya, karena syahdu berterusterang bahwa ia
mencintai pria lain selain dirinya. Mengetahui Syahdu sudah menikah, Ifand
kecewa. Ifand kemudian menikah dengan Sofia, gadis yang diam-diam selalu
mencintainya. Pada kenyataannya, Ifand merasa beruntung. Sofia menunjukkan
ketulusan cintanya melalui pengabdiannya sebagai seorang istri, sedangkan
syahdu memilih bercerai dan menjadi seperti orang stres, mudah sakit, sering
melamun, menyendiri dan pendiam. Adiknya, Ratih iba pada Syahdu. Diam-diam
Ratih berkirim surat pada Ifand. Menceritakan tentang keadaan Syahdu, kakaknya.
Dengan segala keikhlasan hati, Sofia meminta suaminya untuk menjenguk Syahdu.
Sofia, yang
kemudian membaca surat Ratih, terenyuh mengetahui penderitaan bathin dan fisik
Syahdu. Sofia meminta Ifand membawa Syahdu untuk merawatnnya, bahkan Sofia rela
jika Ifand menikahi Syahdu apabila Ifand menghendakinya. Ifand akhirnya
memutuskan menikahi Syahdu untuk menghindari pergunjingan. Ifand, Syahdu dan
Sofia pun tinggal serumah. Di sinilah konflik sebenarnya terjadi. Syahdu yang
awalnya bahagia bisa bersama Ifand merasa bersalah dengan Sofia yang selalu
baik padanya. Perasaannya semakin galau ketika melihat kelebihan-kelebihan
Sofia yang tidak dimilikinya.
Novel dan
film kehormatan di balik kerudung ini
bertemakan cinta dan poligami dalam konteks religi. Bertemakan cinta karena dalam kisah cinta, setiap pecinta
bisa melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Hal ini dapat terlihat dari
tokoh utama pada film ini yaitu Syahdu yang diperankan oleh Donita dan Ifand
yang diperankan oleh Andhika Pratama. Walaupun melalui pertemuan singkat namun
pertemuan itu sudah membekas begitu dalam, keduanya sudah saling tertarik,
bahkan jiwa mereka sudah saling mengisi.
Novel dan film kehormatan di balik kerudung mempunyai banyak perbedaan pada latar
atau setting, adanya tokoh yang dihilangkan dan adanya perbedaan karakter pada
awal ceritanya serta ending ceritanya
pun berbeda. Pada bagian pertama novel dan filmnya sudah nampak jelas perbedaan
setting tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel Perbedaan antara film dan novel Kehormatan di Balik Kerudung
Perbedaan novel dan film
|
Novel
|
Film
|
Rumah
syahdu
|
Di
Bangka
|
Di
Bromo, karena panorama bromolah yang muncul.
|
Saat
berbicara dengan ratih ingin pergi ke Pekalongan
|
Malam
hari bertiup angin kencang di kamar
|
Siang
hari di luar rumah
|
Perbedaan
novel dan film
|
Novel
|
Film
|
Cara
berjilbab syahdu
|
Jilbab
segitiga yang dijepit di bawah dagu
|
Memakai
syal (rambutnya masih kelihatan)
|
Transportasi
ke Pekalongan
|
Kapal
levina, kemudian menggunakan bus
|
Kereta
api
|
Pertemuan
pertama ifand dan syahdu
|
Duduk
bersebelahan waktu berada di kapal
|
Duduk bersebelahan
di taman saat menunggu kereta api
|
Mobil
nazmi saat mengantar syahdu
|
Mobil
Honda jazz hitam yang lewat di jalan raya
|
Mobil
jib yang lewat di gurun pasir yang gersang
|
Makanan
cemilan
|
Syahdu
memakan kacang atom kesukaannya di kapal
|
Ifand memakan
roti saat menunggu kereta
|
Jemputan
syahdu di pekalongan
|
Di
jemput andi dengan menggunakan motor
|
Di
jemput andi dengan menggunakan sepeda ontel
|
Pakean andi
|
Berjaket
abu-abu
|
Berjaket
hitam
|
Melihat
ifand pertama kali di pekalongan
|
Naik
motor
|
Jalan
kaki
|
syahdu
bertanya kepada andi nama pemuda itu
|
Di
pantai
|
Duduk di
halaman dekat dengan rumah
|
Selain setting tempat yang banyak
perbedaannya, setting waktu yang digunakan pun berbeda, karena dalam novel
kehormatan di balik kerudung menceritakan kisahnya itu pada saat bulan suci
ramadhan. Sedangkan dalam filmnya tidak tergambar bahwa itu pada saat bulan
suci ramadhan, karena tampak dengan jelas saat ifand menawari roti yang
dimakannya kepada syahdu.
Perbedaan yang terjadi di dalam
setting tempat dan alat transportasi antara novel dan film kehormatan di balik kerudung adalah sutradara memakai provinsi jawa
timur sebagai tempat tinggal syahdu, tepatnya daerah sekitar gunung bromo, bukan
Bangka yang di pakai sebagai tempat tinggal syahdu seperti yang terdapat dalam
novelnya. Karena Bromo masih berada dalam satu pulau dengan kota Pekalongan
yaitu berada di Pulau Jawa. Sehingga perbedaan budayanya tidak terlalu jauh.
Hal tersebut secara otomatis juga mempengaruhi alat transportasi yang digunakan
oleh syahdu untuk menuju ke Pekalongan, karena bromo dan pekalongan masih dalam
satu pulau, maka syahdu menggunakan alat transportasi kereta api, sedangkan
dalam novel syahdu bertempat tinggal di Bangka maka ia menggunakan kapal
levina, dan bus untuk sampai di Pekalongan.
Tidak hanya setting dari novel itu yang
berbeda dengan filmnya karena dalam film kehormatan
di balik kerudung ada tokoh yang dihilangkan yaitu tokoh syifa, syifa
adalah salah satu tokoh dalam novel yang mencintai ifand. Syifa merupakan adik
kelas ifand dulu waktu mereka duduk di sekolah dasar. Syifa pun merupakan gadis
yang pertama dikenal oleh syahdu di kota pekalongan. Tiga tahun pun ia rela
lewati demi menunggu cintanya terbalas oleh ifand. Namun di dalam film kehormatan di balik kerudung tokoh syifa
tidak ada, gadis yang dikenal oleh syahdu pertama kali di pekalongan adalah
sofiya, yang nantinya dia menjadi istri pertama ifand. Tidak dihadirkannya
tokoh syifa dalam filmya karena mungkin tokoh syifa tidak dianggap penting,
sehingga dapat digantikan langsung oleh sofiya. Tetapi jika seseorang sudah
pernah membaca novel kehormatan di balik
kerudung terlebih dahulu sebelum ia menonton filmnya, ia akan merasakan
pemenggalan-pemenggalan yang terjadi antara novel dan filmnya tersebut, sehingga
dapat dirasakan perbedaan antara novel dan filmnya.
Perbedaan karekter pun dapat
dijumpai bagi seseorang yang sudah pernah membaca novel dan menonton film kehormatan di balik kerudung, yaitu
dapat di lihat pada tokoh ifand dan syahdu yang terdapat pada bagian awal novel
dan film kehormatan di balik kerudung.
Di dalam novelnya syahdu lebih agresif ingin berkenalan dengan ifand, tetapi
ifand menanggapinya dengan acuh tak acuh, hal itu terlihat saat ifand duduk di
sebelah syahdu. Ifand hanya sibuk dengan bukunya sendiri. Tetapi di dalam
filmnya ifand lebih agresif untuk berkenalan dengan syahdu, ifand duduk
disamping syahdu di sebuah taman ketika mereka sedang menunggu kereta api
datang. Kemudian ia menggoda syahdu yang berada di sampingnya dengan cara memuji kecantikannya dan ingin memotret
syahdu.
Disamping perbedaan setting tempat
dan waktu, adanya tokoh yang dihilangkan, adanya perbedaan karakter antara
novel dan filmnya, ending dalam
cerita di dalam novel dan filmnya pun berbeda. Pada novel kehormatan di balik kerudung ceritanya berakhir dengan happy ending, yaitu bersatunya kembali cinta
antara ifand, sofiya dan syahdu. Mereka akhirnya hidup bersama dalam satu
keluarga untuk membesarkan ifand kecil. Tetapi di dalam filmnya ceritanya
berakhir dengan sad ending, karena
tokoh syahdu meninggal dunia karena penyakit kanker rahim yang ia derita, dan
akhirnya sofiya dan ifand membawa ifand kecil ke pekalongan.
Penokohan
dan perwatakan dalam novel maupun film kehormatan
di balik kerudung, antara lain:
a. Tokoh
utama
1. Syahdu adalah wanita
yang berhati mulia namun keras hati. Berparas cantik, baik dan ia akan berusaha
mendapatkan apa yang dia inginkan.
2. Ifand
adalah tokoh yang mampu membuat hati para wanita berdetak kencang. Tidak hanya
parasnya saja yang tampan, tetapi ia juga rajin beribadah. Berhati mulia, baik
dan suka menolong.
3. Sofia
adalah tokoh yang diam-diam mencintai ifand, walaupun tak mendapat balasan
cinta dari ifand. Ia wanita yang berhati mulia, sopan, rajin beribadah, dan
pemalu.
b. Tokoh lainnya
1.
Ibu syahdu adalah seorang yang sholekha, baik hati, penyayang dan cinta
kepada anak-anaknya.
2.
Ratih adalah adik syahdu, gadis langsing, berkulit putih, berbibir
mungil ini sangat dekat dengan kakaknya syahdu. Ratih mempunyai sifat yang baik
dan patuh terhadap keluarganya.
3.
Nazmi adalah mantan
pacar Syahdu yang masih mengharapkan Syahdu untuk kembali padanya. Dia
memanfaatkan kekurangan syahdu untuk menjadikan dia istrinya. Nazmi adalah
sosok suami yang keras kepala, kasar dan mudah marah, di samping itu dia juga
sombong.
4.
Kakek syahdu adalah salah satu tokoh terpandang di kampungnya. Ia
memunyai sifat yang baik, penyayang dan dihormati oleh sebagian warga di tempat
itu. Oleh sebab itu kakek Syahdu yang tahu keakraban
Syahdu dengan Ifand, merasa tak nyaman karena banyak gunjingan warga sehingga kakek
Syahdu meminta Syahdu meninggalkan desa agar tidak menjadi fitnah.
5.
Nenek syahdu adalah tokoh yang cinta dan saynga kepada cucu-cucunya. Ia
berhati baik dan patuh terhadap suaminya. Sifat patuhnya itu yang membuat ia
membujuk syahdu tuk meninggalkan ifand dari kampung itu, walaupun sebenarnya ia
tidak tega terhadap syahdu cucu yang ia sayangi.
6.
Ibu ifand adalah seorang yang sehari-hari selalu memakai jilbab sebagai
penutup auratnya, ia baik, penyayang dan tidak sombong.
7.
Andi adalah adik sepupu syahdu. Ia baik, lucu, dan suka bergurai. Selama
syahdu di rumah kakeknya ia yang setia mengantarkan dan menemani syahdu kemana
pun syahdu ingin pergi.
Alur yang digunakan dalam novel dan film tersebut
adalah alur campuran (alur maju mundur).
Hal tersebut dapat dilihat dari cerita yang diceritakan pengarang. Novel
dan film tersebut pertama-tama menceritakan perjalanan syahdu pergi ke rumah
kakeknya di pekalongan. Pertemuan singkat yang terjadi antara syahdu dan ifand
dalam perjalanan membuat mereka saling tertarik dan saling cinta, bahkan jiwa
mereka sudah saling mengisi, walaupun syahdu belum sempat mengenal namanya.
Sesampai di rumah kakeknya syahdu menginap di kamar ibunya dulu, di kamar itu
syahdu pun membayangkan ibunya dulu berdandan depan cermin yang sekarang di
pakainya. Di tempat itu pula syahdu melamun tentang pertemuannya dengan ifand.
Tidak hanya itu, syahdu saat ini tidak lagi hidup bersama ifand dan sofiya
sering melamun atau mengenang kejadian-kejadian pada waktu sofiya dan syahdu
sudah sama-sama menjadi istri ifand. Syahdu merasa malu terhadap ifand karena
ia tidak bisa seperti sofiya.
Klimaks yang terjadi dalam novel dan film kehormatan di balik kerudung adalah
perginya syahdu, istri nomor duanya ifand dari rumah yang mereka tempati bersama
ifand dan sofiya. Syahdu pergi karena ia merasa tidak ada apa-apanya di
bandingkan dengan sofiya yang memiliki segalanya. Ia iri terhadap sofiya yang
berhati mulia, sabar, ikhlas, tegar dalam menghadapi segala sesuatu yang
menimpa dirinya dan keluarganya. Disamping itu syahdu pergi karena adanya
pertengkaran dengan ifand, ia ingin memiliki ifand seutuhnya. Syahdu pergi
menuju rumah orang tuanya, tetapi dalam perjalanan ia mengalami kecelakaan.
Penggunaan bahasa pada novel ini menggunakan
bahasa yang puitis. Pengarang menggunakan pemilihan kata yang santun tetapi mampu
membuat emosi pembaca ikut dalam cerita yang disajikan. Jika pembaca mampu
menikmati ceritanaya ia akan merasakan marah, kesal, kasihan sekaligus gregetan dan bertanya-tanya bagaimana
akhir dari cerita ini.
Kelebihan dari novel kehormatan di balik kerudung adalah
alur ceritanya mudah di pahami, sehingga mengajak pembaca untuk masuk dalam
cerita yang disugguhkan oleh pengarang. Disamping itu temanya juga bagus, yaitu
cinta dan poligami dalam konteks religi, yang mengajarkan kita untuk bisa
ikhlas dalam menghadapi sesuatu, ada pengorbanan yang harus dilakukan
masing-masing karakter, dan pengorbanan tersebut getir layaknya buah
simalakama. Sehingga mau tidak mau pembaca ingin menuntaskan novel yang
dibacanya, sedangkan
kelebihan dalam filmya adalah indahnya penggambaran konflik batin masing-masing karakter dengan
perjalanan hidup masing-masing karakter tersebut serta memiliki tampilan gambar yang cukup indah atau indahnya
panorama alam yang dihadirkan lewat tatanan sinematografinya.
Kelemahan dari film ini adalah pemakaian bahasa puitis
yang berlebihan, bahasa puitis bisa digunakan dalam film untuk membuat film itu
lebih menarik, tetapi jika berlebihan akan menjadi sesuatu yang biasa. Cerita
yang diadaptasi dari novel Ma’mun Affany tersebut
mempunyai banyak perbedaan dari novelnya. Beberapa bagian adegan
atau alur dalam novel pun banyak yang dihilangkan, sehingga kemungkinan
penonton yang sudah membaca novelnya kehilangan alur cerita yang sangat besar. Tidak terjelaskan pula kenapa film tersebut harus terjebak dalam
rentetan adegan tangis-menangis. Seakan-akan cerita film tidak mungkin bisa
berlanjut, kecuali ada salah satu karakter yang meneteskan air mata. Sehingga
keimanan masing-masing karakter pun terlihat lenyap begitu saja.
Jika dilihat dari judulnya novel kehormatan di balik kerudung merupakan novel yang menarik untuk
dibaca, pasti banyak dari mereka yang tertarik tentang apa yang akan
disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Disini sebenarnya penulis ingin
menyampaikan amanat atau pesan yang berupa pengorbanan seorang wanita (sofiya)
yang dengan ikhlas membiarkan suaminya menikahi wanita lain demi menyelamatkan
nyawa wanita yang sakit kritis karena cinta.
Unsur Ekstrinsik dalam novel dan
film kehormatan di balik kerudung adalah Ma’mun Affany, lahir di Tegal pada
tanggal 21 september 1986, menamatkan KMI di Gontor 2004, Institut Studi Islam
Darussalam (ISID), 2008, Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID)
Gontor. Novel pertamanya Adzan Subuh
Menghempas Cinta, novel keduanya Kehormatan
di Balik Kerudung, novel ketiganya 29
Juz Harga Wanita, dan sedang mengerjakan Satu Wasiat Istri untuk Lelaki. Disamping itu unsur ekstrinsiknya yaitu
berupa norma -norma dan nilai-nilai agama dan kekeluargaan, yaitu:
a. Norma agama yaitu norma mutlak yang
berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sanksinya mendapat dosa.
Contoh dalam novel tersebut yaitu
penulis menggambarkan setting bulan puasa, maka penulis atau pengarang
menggambarkan para tokoh tersebut mengerjakan ibadah puasa, mengerjakan ibadah
sholat dan mengaji.
b. Norma kesusilaan yaitu petunjuk
hidup yang berasal dari akhlak atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang
lebih baik dan buruk, sanksinya dikucilkan warga.
Contoh dalam novel tersebut penulis
menggambarkan syahdu saat dia mulai akrab dengan ifand, tetangganya banyak yang
menggunjing dan mengucilkannya. Sehingga kakeknya menyuruh syahdu untuk
menjauhi ifand, tetapi syahdu merasa apa yang ia lakukan tidak salah dan
sebagai sesuatu yang wajar karena syahdu mencintai ifand dan ifand pun
mencintai syahdu.
c. Norma kesopanan yaitu petunjuk hidup
yang mengantur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat, sanksinya akan dicemooh oleh masyarakat dalam pergaulan.
Contoh dalam novel tersebut semua
orang di desa bertanya kepada kakek syahdu atas sikap syahdu yang mendekati
ifand dan merayunya, karena dalam novel tersebut bersettingkan di Pekalongan,
yang masyarakatnya jarang melihat wanita mendekati laki-laki terlebih dahulu
jadi syahdu dianggap kurang sopan, apalagi ia baru tinggal di desa tersebut,
disamping itu semua orang juga tahu bahwa sofiya telah mencintai ifand sejak
lama.
d. Nilai kekeluargaan yang tinggi,
tergambar dari karakter tokoh syahdu, ia ikhlas dalam menghadapi segala sesuatu
yang terjadi dan berfikir positif. Disini syahdu digambarkan sebagai gadis yang
keras kepala tetapi mempunyai hati yang mulia. Dia juga sangat menyayangi
keluarganya, terbukti dengan mengorbankan kebahagiannya untuk menyelamatkan
nyawa ibunya. Begitu pula dengan ifand, ifand adalah pemuda yang taat beribadah
dan baik hati, sedangkan sofiya adalah gadis yang ikhlas dalam menghadapi
seuatu yang menimpanya. Ia ikhlas di madu demi menyelamatkan nyawa syahdu.
No comments:
Post a Comment