Berbicara soal pendidikan tidak
akan pernah terlepas dari peranan pendidik terutama yang terdidik.
Apa maksud dari pendidik yang
terdidik?
Pendidik yang terdidik adalah
pendidik yang paham bagaimana cara mendidik anak didik, entah itu melaui
otodidak, menempuh pendidikan forman, pendidikan non formal ataupun pendidikan
in formal.
Terus siapa Pendidik yang
terdidik itu?
Pendidik yang terdidik disini ada
beberapa, diantaranya :
1. Orangtua
Peranan orang
tua sangatlah penting dalam perkembangan anak. Terutama anak usia dini/balita.
Sebab pada usia ini, anak masih perlu banyak bimbingan untuk belajar mandiri
dan memahami apa yang ada disekitarnya (mengeksplor).
Terkadang ada
anak yang aktif, kita sering menyebutnya bandel, nakal dan istilah lainnya yang
sebenarnya itu adalah bagian dari perkembangan si anak. Bila tidak ada bimbingan dari orang
tua, anak tersebut bisa saja menjadi lebih nakal dan lebih bandel.
Ada pula anak
yang cenderung pendiam, sebab selalu berada dalam dekapan sang ibu tercinta
atau orang terdekatnya. Sebab para orang tua beranggapan kalau seorang anak
dilepas begitu saja ia akan kenapa-napa. Orang tua seperti ini disebut over protektif.
Bagaimana kita
menyikapi perbedaan tersebut? dan bagaimana menyikapinya? Kalau terjadi
kenapa-napa terus gimana?
Hilangkan semua
pikiran yang membelenggu dan jauhkan hal-hal negatif dalam otak kita.
Biarkan
anak-anak kita bermain dengan leluasa, biarkan ia mengenal dunianya, biarkan ia
mencari apa yang ingin ia temukan. Tapi jangan lupa, pengawasan orang tua dan
arahannya sangat dibutuhkan oleh sang buah hati (anak) dan jangan
sekali-kalimemarahi anak kita apa lagi dengan menyebut ia cengeng, bandel,
nakal, bodoh atau sebutan lainnya yang bisa menurunkan mental si anak.
Pakailah bahasa
yang baik. Bila anak salah, sampaikan dengan bahasa halus. “dik, itu kurang
tepat”, “dik, harusnya itu begini”, “dik, pelan-pelan ya”, dsb.
Oleh sebab itu,
orang tua harus lebih paham dari sang anak. Orang tua harus lebih terdidik
untuk memudahkan dalam mendidik anak.
Lah tapikan saya
dulutidak sekolah! Saya kan dulu cuman tamatan SD!
Terdidik bukan
dilihat dari seberapa tinggi tingkat pendidikannya, seberapa banyak uanggnya
atau seberapa tinggi jabatannya!
Orang terdidik
adalah orang yang memiliki rasa toleransi dan memahamiorang lain, Orang yang
memiliki jiwa penyabar dan orang yang memiliki nilai keimanan terhadap
keyakinannya.
2. Orang
disekitarnya (saudara, tetangga dan masyarakat sekitar (lingkungan))
Pendidikselanjutnya
adalah orang disekitar, hampir sama dengan orang tua. Cuma perbedaannya adalah
pada radius dan volume yang lebih luas.
Bagaimana
menciptakan Pendidik yang terdidik di lingkungan atau dimasyarakat?
Budaya inilah
yang harus kita bahas, sebab pengaruh lingkungan, masyarakat dan orang sekitar
sangat berdampak bagi pendidikan anak kita.
Cara untuk
menciptakan pendidik yang terdidik bagi orang disekitar adalah dimulai dari
kita (orangtua). Kalau para orangtua berhubungan baik dengan tetangga dan orang
sekitar, maka akan tercipta pula keharmonisan bertetangga dan kenyamanan
bertetangga. Pemandangan inilah yang akan digunakan sebagai gambaran kepada
anak-anak kita, bahwa belajar itu dengan suasana menenangkan, meyenangkan dan
mengasikkan.
3. Guru
(dalam dunia pendidikan)
Ada yang lebih
penting dalam mendapatkan pendidik yang terdidik, yaitu peranan guru. Bagaimana
tidak, guru yang memiliki predikat pahlawan tanpa tanda jasa dan guru adalah
sosok yang “di gugu lan di tiru” adalah bukti bahwa peranan seorang guru
sangatlah berpengaruh pada perkembangan anak (peserta didik). Sehingga sudah
sepantasnya bila seorang guru harus berpendidikan dan terdidik baik sekala
formal, non formal ataupun informal.
Guru perlu
memahami psikologi anak, sebab seorang guru tidak hanya berhadapan dengan satu
anak didik saja. Satu guru bisa memegang 30-40 anak, padahal dalam kelas yang
ideal di isi maksimal 20 anak didik. Oleh karenanya peranan guru harus ekstra
kuat dan ekstra hebat, agar tidak ada diskriminasi atau kesenjangan dalam
peserta didik memperoleh pengajaran.
Mendidik peserta
didik juga harus disesuaikan dengan jenjang usia. Pendidikan PAUD 2 tahun
sampai 4 tahun menjadi tanggung jawab pendidik ditingkat Kelompok Bermain (KB),
dan usia 4 sampai 6 tahun menjadi tanggung jawab Taman Kanak-Kanak (TK), ketika
sudah memasuki usia 6 -12 menjadi tanggung jawab guru Sekolah Dasar (SD), 12-16
usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), 16-18 tahun memasuki usia Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan 18 tahun ketas masuk pendidikan jenjang perkuliahan.
Tantangan
terberat ada pada guru Pendidikan Usia Dini hingga usia Sekolah Dasar. Sebab
pada usia tersebut, seorang guru harus benar-benar membentuk karakter dan
menguatkan rasa kepercayaan diri seorang anak. Sehingga perlu ekstra kehati-hatian
dalam mendidik anak. Jangan sampai biarkan masa bahagia mereka hilang ditengah
jalan. Rasa bahagia yang dimaksud dalam tulisan ini adalah rasa bahagia dalam
belajar dan menemukan hal-hal baru.
Jangan biarkan
masa depan anak hilang karena pola didik yang salah. Maka sebagai guru harus
bisa mengakomodir dan memberikan arahan yang baik. Jangan banyak memberi
tekanan ataupun menyudutkan peserta didik sebagaimana semboyan dari bapak
pendidikan Indonesia (Ki Hajar Dewantara) dan diabadikan dalam logo Pendidikan
Nasional.
“Ing
Ngarso Sung Tuladha”
“Di depan menjadi tauladan”
“Ing
Madya Mangun Karso”
“Di tengah membangun semangat”
“Tut
Wuri Handayani”
“dari belakang memberikan dorongan”
Dari semboyan
tersebut, sudah jelas bahwa sebagai seorang guru harus bisa menjadi teman,
menjadi orang tua dan menjadi seorang yang mampu memahami apa yang diinginkan
oleh seorang peserta didik.
Mungkin hanya itu
yang bisa penulis sampaikan, apa bila masih banyak kekurangan dalam tulisan ini
agar bisa dikoreksi dan evaluasi. Hanya sebatas saran penutup, Kita sebagai
orang tua harus lebih berhati-hati dalam mendidik anak dan jadilah pendidik
yang terdidik agar anak kita dapat menjadi generasi bangsa yang cerdas dan
berbakti kepada orangtua.