Tuesday, August 6, 2019

Pendidik Yang Terdidik



Berbicara soal pendidikan tidak akan pernah terlepas dari peranan pendidik terutama yang terdidik.
Apa maksud dari pendidik yang terdidik?
Pendidik yang terdidik adalah pendidik yang paham bagaimana cara mendidik anak didik, entah itu melaui otodidak, menempuh pendidikan forman, pendidikan non formal ataupun pendidikan in formal.
Terus siapa Pendidik yang terdidik itu?
Pendidik yang terdidik disini ada beberapa, diantaranya :
1.       Orangtua
Peranan orang tua sangatlah penting dalam perkembangan anak. Terutama anak usia dini/balita. Sebab pada usia ini, anak masih perlu banyak bimbingan untuk belajar mandiri dan memahami apa yang ada disekitarnya (mengeksplor).

Terkadang ada anak yang aktif, kita sering menyebutnya bandel, nakal dan istilah lainnya yang sebenarnya itu adalah bagian dari perkembangan si  anak. Bila tidak ada bimbingan dari orang tua, anak tersebut bisa saja menjadi lebih nakal dan lebih bandel.

Ada pula anak yang cenderung pendiam, sebab selalu berada dalam dekapan sang ibu tercinta atau orang terdekatnya. Sebab para orang tua beranggapan kalau seorang anak dilepas begitu saja ia akan kenapa-napa. Orang tua  seperti ini disebut over protektif.

Bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut? dan bagaimana menyikapinya? Kalau terjadi kenapa-napa terus gimana?

Hilangkan semua pikiran yang membelenggu dan jauhkan hal-hal negatif dalam otak kita.
Biarkan anak-anak kita bermain dengan leluasa, biarkan ia mengenal dunianya, biarkan ia mencari apa yang ingin ia temukan. Tapi jangan lupa, pengawasan orang tua dan arahannya sangat dibutuhkan oleh sang buah hati (anak) dan jangan sekali-kalimemarahi anak kita apa lagi dengan menyebut ia cengeng, bandel, nakal, bodoh atau sebutan lainnya yang bisa menurunkan mental si anak.

Pakailah bahasa yang baik. Bila anak salah, sampaikan dengan bahasa halus. “dik, itu kurang tepat”, “dik, harusnya itu begini”, “dik, pelan-pelan ya”, dsb.

Oleh sebab itu, orang tua harus lebih paham dari sang anak. Orang tua harus lebih terdidik untuk memudahkan dalam mendidik anak.

Lah tapikan saya dulutidak sekolah! Saya kan dulu cuman tamatan SD!

Terdidik bukan dilihat dari seberapa tinggi tingkat pendidikannya, seberapa banyak uanggnya atau seberapa tinggi jabatannya!

Orang terdidik adalah orang yang memiliki rasa toleransi dan memahamiorang lain, Orang yang memiliki jiwa penyabar dan orang yang memiliki nilai keimanan terhadap keyakinannya.

2.       Orang disekitarnya (saudara, tetangga dan masyarakat sekitar (lingkungan))

Pendidikselanjutnya adalah orang disekitar, hampir sama dengan orang tua. Cuma perbedaannya adalah pada radius dan volume yang lebih luas.

Bagaimana menciptakan Pendidik yang terdidik di lingkungan atau dimasyarakat?

Budaya inilah yang harus kita bahas, sebab pengaruh lingkungan, masyarakat dan orang sekitar sangat berdampak bagi pendidikan anak kita.

Cara untuk menciptakan pendidik yang terdidik bagi orang disekitar adalah dimulai dari kita (orangtua). Kalau para orangtua berhubungan baik dengan tetangga dan orang sekitar, maka akan tercipta pula keharmonisan bertetangga dan kenyamanan bertetangga. Pemandangan inilah yang akan digunakan sebagai gambaran kepada anak-anak kita, bahwa belajar itu dengan suasana menenangkan, meyenangkan dan mengasikkan.

3.       Guru (dalam dunia pendidikan)

Ada yang lebih penting dalam mendapatkan pendidik yang terdidik, yaitu peranan guru. Bagaimana tidak, guru yang memiliki predikat pahlawan tanpa tanda jasa dan guru adalah sosok yang “di gugu lan di tiru” adalah bukti bahwa peranan seorang guru sangatlah berpengaruh pada perkembangan anak (peserta didik). Sehingga sudah sepantasnya bila seorang guru harus berpendidikan dan terdidik baik sekala formal, non formal ataupun informal.

Guru perlu memahami psikologi anak, sebab seorang guru tidak hanya berhadapan dengan satu anak didik saja. Satu guru bisa memegang 30-40 anak, padahal dalam kelas yang ideal di isi maksimal 20 anak didik. Oleh karenanya peranan guru harus ekstra kuat dan ekstra hebat, agar tidak ada diskriminasi atau kesenjangan dalam peserta didik memperoleh pengajaran.

Mendidik peserta didik juga harus disesuaikan dengan jenjang usia. Pendidikan PAUD 2 tahun sampai 4 tahun menjadi tanggung jawab pendidik ditingkat Kelompok Bermain (KB), dan usia 4 sampai 6 tahun menjadi tanggung jawab Taman Kanak-Kanak (TK), ketika sudah memasuki usia 6 -12 menjadi tanggung jawab guru Sekolah Dasar (SD), 12-16 usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), 16-18 tahun memasuki usia Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 18 tahun ketas masuk pendidikan jenjang perkuliahan.

Tantangan terberat ada pada guru Pendidikan Usia Dini hingga usia Sekolah Dasar. Sebab pada usia tersebut, seorang guru harus benar-benar membentuk karakter dan menguatkan rasa kepercayaan diri seorang anak. Sehingga perlu ekstra kehati-hatian dalam mendidik anak. Jangan sampai biarkan masa bahagia mereka hilang ditengah jalan. Rasa bahagia yang dimaksud dalam tulisan ini adalah rasa bahagia dalam belajar dan menemukan hal-hal baru.

Jangan biarkan masa depan anak hilang karena pola didik yang salah. Maka sebagai guru harus bisa mengakomodir dan memberikan arahan yang baik. Jangan banyak memberi tekanan ataupun menyudutkan peserta didik sebagaimana semboyan dari bapak pendidikan Indonesia (Ki Hajar Dewantara) dan diabadikan dalam logo Pendidikan Nasional.

“Ing Ngarso Sung Tuladha”
“Di depan menjadi tauladan”
“Ing Madya Mangun Karso”
“Di tengah membangun semangat”
“Tut Wuri Handayani”
“dari belakang memberikan dorongan”

Dari semboyan tersebut, sudah jelas bahwa sebagai seorang guru harus bisa menjadi teman, menjadi orang tua dan menjadi seorang yang mampu memahami apa yang diinginkan oleh seorang peserta didik.

Mungkin hanya itu yang bisa penulis sampaikan, apa bila masih banyak kekurangan dalam tulisan ini agar bisa dikoreksi dan evaluasi. Hanya sebatas saran penutup, Kita sebagai orang tua harus lebih berhati-hati dalam mendidik anak dan jadilah pendidik yang terdidik agar anak kita dapat menjadi generasi bangsa yang cerdas dan berbakti kepada orangtua.

No comments:

Post a Comment

JOGO TONGGO (GOTONG ROYONG SAK LAWASE)

Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani Covid-19, yaitu p...