BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karya sastra adalah seni yang
banyak memanfaatkan simbol untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar keliatan
lebih nyata dan jelas, pengarang menggunakan kiasan-kiasan dan perlambang dalam
ceritanya. Setiap peristiwa atau kejadian bahkan juga nama tokoh tidak
disampaikan secara naturalistik dan realistik sebagaimana adanya, tetapi
disampaikan secara figuratif dan perlambang.
Karya sastra juga merupakan
struktur makna atau struktur yang bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya
sastra itu merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan
medium bahasa. Untuk menganalisis struktur sistem tanda ini perlu adanya kritik
struktural untuk memahami makna tanda-tanda
yang terjalin dalam sistem (struktur) tersebut. Ilmu pengetahuan tentang
tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat
dipisahkan oleh analisis struktural.
Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap karya sastra berupa novel,
karena novel memiliki tanda-tanda simbolok yang menyiratkan makna. Novel ang
akan penulis analisis adalah “GALAU REMAJA DI SMA” karya Mira W.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SINOPSIS NOVEL GALAU REMAJA DI SMA
Judul
: GALAU REMAJA DI SMA
Pengarang
: Mira W
Penerbit
: Gramedia
Tahun
: 1999
Tebal
: 263 hlm
Sinopsis
:
"Aih,
Tiek, kelewatan deh kamu! Dia kan pantas jadi bokap kita!" "Ah, kuno!
Cinta sih nggak kenal umur!". "Cinta? Nggak salah denger nih, Tiek?
Masa kamu cinta sama oom-oom yang sudah karatan gitu?! "Huu, karatan juga
masih tokcer! Mesinnya masih standar, bodinya juga masih mulus!".
"Mending dia mau sama si Atiek!" potong Tia separuh mengejek.
"Tampang dobel bravo gitu!". "Dia malah menjanjikan peran utama
di filmnya yang terbaru, tahu nggak?!". "Sudah janji sih masih perlu
dites! Sama aja bohong!". "Eh, mau taruhan?". Atiek yang bebas,
badung, dan manja, memang selalu bermusuhan dengan Tia yang cantik, cerdas,
tapi judes. Dalam ajang persaingan yang panas memperebutkan juara kelas dan
kesempatan main film, kehidupan remaja mereka tambah bergalau dengan munculnya
empat orang pria. Aris yang kuper. Anto si slonong boy. Toni sang spesialis
ganda. Dan Hartono, senja yang memimpikan fajar. Sampai suatu saat mereka
menemukan sebuah titik pertemuan. Titik perdamaian yang dibawa oleh Ibu Tia,
salah satu di antara segelintir orang tua yang mendidik anaknya bukan dengan
segebung nasihat dan larangan, tapi dengan teladan dan penuh pengertian.
B. KAJIAN ILMU SEMIOTIK
semiotika merupakan istilah
yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau sign
dalam bahasa Inggris itu adalah ‘ilmu yang mempelajari sistem tanda ‘ seperti:
bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Tanda-tanda adalah basis dari seluruh
komunikasi (littlejhon:1996). Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat
melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia
ini.
Secara umum, semiotik didefinisikan
sebagai berikut; “Semiotik biasanya
didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi
tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan
untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan
verbal serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses
dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda
tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi
atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia”.
Semiotika adalah suatu ilmu atau
metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita
pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia
dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi,
pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai
hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampur
adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa
objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu
hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.
Semiotika yang merupakan bidang
studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja (dikatakan juga semiologi).
Dalam memahami studi tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yaitu :
- tanda,
- acuan tanda, dan
- pengguna tanda.
Tanda merupakan sesuatu yang
bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita. Tanda mengacu pada sesuatu di luar
tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga
disebut tanda.
Kajian semiotik merupakan kajian
terhadap tanda-tanda secara sistematis yang terdapat dalam karya sastra
termasuk novel. Ada dua hal yang berhubungan dengan tanda, yakni yang menandai/
penanda yang ditandai/penanda. Hubungan antara tanda dengan acuan dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.
Ikon
Ada kemiripan antara acuan dengan
tanda. Tanda merupakan gambar/arti langsung dari petanda. Misalnya, foto
merupakan gambaran langsung yang difoto. Ikon masih dapat dibedakan atas dua
macam, yakni ikon tipologis, kemiripan yang tampak disini adalah kemiripan
rasional. Jadi, didalam tanda tampak juga hubungan antara unsur-unsur yang
diacu, contohnya susunan kata dalam kalimat, dan ikon metaforis, ikon jenis ini
tidak ada kemiripan antara tanda dengan acuannya, yang mirip bukanlah tanda
dengan acuan melainkan antar dua acuan dengan tanda yang sama. Kata kancil
misalnya, mempunyai acuan ‘binatang kancil’ dan sekaligus ‘kecerdikan’.
2.
Indeks
Istilah indeks berati bahwa antara
tanda dan acuannya ada kedekatan ekstensial. Penanda merupakan akibat dari
petanda (hubungan sebab akibat). Misalnya, mendung merupakan tanda bahwa hari
akan hujan, asap menandakan adanya api. Dalam karya sastra, gambaran suasana
muram biasanya merupakan indeks bahwa tokoh sedang bersusah hati.
3.
Simbol
Simbol yang ada tentunya sudah
mendapat persetujuan antara pemakai tanda dengan acuannya. Misalnya, bahasa
merupakan simbol yang paling lengkap, terbentuk secara konvensional, hubungan
kata dengan artinya dan sebagainya. Ada tiga macam simbol yang dikenal, yakni
(1) simbol pribadi, misalnya seseorang menangis bila mendengar sebuah lagu
gembira karena lagu itu telah menjadi lambang pribadi ketika orang yang
dicintainya meninggal dunia, (2) simbol pemufakatan, misalnya burung
Garuda/Pancasila, bintang= keutuhan, padi dan kapas= keadilan sosial, dan (3)
simbol universal, misalnya bunga adalah lambang cinta, laut adalah lambang
kehidupan yang dinamis.
C. ANALISIS KAJIAN SEMIOTIK PADA NOVEL GALAU REMAJA
DI SMA KARYA MIRA W.
Beberapa kutipan dari novel yang dianalisis berdasarkan
semiotik atau lambang sebagai berikut:
(1)
Membuat jantung Henny hampir copot.
Ini melambangkan betapa
kaget bercampur takut yang dirasakan Henny, karena waktu itu Henny sedang
diperjalanan naik bus bersama teman-temannya ketika akan pergi ke Bali, waktu
itu supir tiba-tiba saja menyetir bus nya dengan cepat.
(2)
Dia sudah menemukan gelombang baru!
Berdasarkan semiotiknya
gelombang baru memiliki makna yaitu sasaran baru atau laki-laki yang akan
dijadikan pacar oleh atiek. sebab Atiek memang mempunyai banyak pacar, dan
sekarag dia menemukan Aris untuk dijadikan pacar barunya.
(3)
Udah gue tembak
Anak muda jaman
sekarang suka menggunakan istilah-istilah yang kadang membingungkan, kata
“tembak” disini berdasarkan semiotiknya menandakan bahwa seseorang menyatakan
atau mengungkapkan cinta, pada novel diceritakan bahwa Atiek telah menembak atau
mengungkapkan cinta kepada Aris.
(4)
Membuat dada Aris bergemuruh seperti dilanda gempa delapan skala richter.
Dada aris bergemuruh,
maksudnya bahwa Aris merasa senang sekaligus deg-degan berhadapan dengan Tia,
gadis yang dicintainya.
(5)
Maghrib begini, bulu kuduk langsung meremang begitu melewati sebuah pohon
beringin besar.
Berdasarkan,
semiotiknya menandakan bahwa mereka, anak-anak remaja SMA atau tokoh dalam cerita
novel tersebut merasa merinding dan takut ketika sedang mengikuti upacara
ngaben di Bali dan dijelaskan oleh gurunya.
(6)
Jantungnya menggelepar-gelepar pacik.
Menandakan betapa grogi
bercampur kagetnya Aris ketika tiba-tiba Atiek nekat memeluk tubuhnya.
(7)
Barang bekas kaya gitu sih nggak susah nyarinya!
Maksudnya bahwa Aris
dianggap oleh Tia bahwa Aris adalah
laki-laki yang sepele, mudah dicari dan tidak ada istimewanya. Meskipun setelah
itu Tia menjadi suka pada Aris.
(8)
Jantung Aris hampir berhenti berdenyut.
Menandaka bahwa Aris
sedang merasakan kebahagiaan yang bercampur kaget karena Tia tiba-tiba saja
menciumnya, bahkan didepan teman-temanya.
(9)
Dia merasa hatinya seperti mencair dalam
kebahagiaan.
Makna
berdasarkan semiotiknya yaitu Aris merasa bahagia karena ia sedang jatuh cinta
dan sangat bahagia karena dicium oleh gadis yang dicintainya.
(10)
Meskipun parasnya memerah dan matanya bersorot jengah.
Berdasarkan semiotiknya
mempunyai tanda bahwa Tia merasa malu ketika bercerita kepada pak Hartono
tentang Aris,Tia juga menyukai Aris makanya parasnya jadi memerah.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah melakukan analisis, dapat
disimpulakan bahwa semiotik merupakan
ilmu atau metode analisis untuk mengkaji sebuah tanda yang memiliki
makna. Tanda-tanda tersebut dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan
yang dapat dilengkapi kehidupan ini, walaupun dikatakan bahwa bahasa adalah
sistem tanda yang paling lengkap dan sempurna. Ilmu semiotik dalam karya sastra
berupa novel biasanya menggunakan simbol.
Semiotik menjadi satu istilah untuk
kajian sastra yang berisi lambang-lambang atau kode-kode yang mempunyai arti
atau makna tertentu. Arti atau makna itu berkaitan dengan sistem yang dianut.
Semiotik adalah ilmu atau matode analisis untuk mengkaji sebuah tanda agar
dapat bermakna. Tanda-tanda tersebut dapat berupa pengalaman, pikiran,
perasaan, gagasan yang dapat melengkapi kehidupan ini.
Kajian semiotik dapat
digunakan untuk menemukan makna yang terkandung dalam teks karya sastra dengan
memanfaatkan tanda-tanda yang diberikan oleh pengarang. Karya sastra berupa
novel sarat akan tanda yang dimaksud oleh pengarang.
No comments:
Post a Comment