ANALISIS Cerpen Anak-Anak Peluru Karya Damhuri Muhammad
DalamcerpenAnak-Anakpeluruinibanyakkalimatatau
kata- kata yang menarik.Sang penulis membuat perumpamaan sebagai gambaran dan kiasan
dalam penyampaiannya.Hal itu terlihat jelas
pada cerita pertama ketika sang ibu berbincang dengan anak ketiganya yang
memiliki panggilan Ruz. Ibu mengharap kepada anaknya agar anaknya tidak pergi
meninggalkan dirinya sedirian. Karena kedua kakaknya telah pergi merantau dan
kini tanpa ada kabar. Hal itu menjadikan trauma kepada sang ibu. Sehingga ibu
mengharap Ruz tidak melakukan hal yang sama persis seperti apa yang dilakukan
oleh kedua kakaknya.
Pada kalimat lain jga
disebutkan bahwa Ruz tidak akan meninggalkan Ibunya. Walau ia pergi jauh, ia
aan tetap mengingat Ibunya dan pasti akan kembali pada Ibunya. memastikananaknyapergidanakankembali, Kakak
Ruz yang bernama Rehan pergi keJakarta. Ibunya telah mengorbankan hartanya
untuk anaknya,hingga Rehan sukses dan menjadi saudagar kaya. Sedang Acin
menjadi polisi dan berdinas di Aceh, hingga kini pun entah dimana Ibunya tidak
tau keberadaan Acin. Semua pengorbanan Ibu hanya sia-sia belaka, sampai
sekarang tiada kabar lagi dari mereka.
Yang lebih menyedihkan lagi
adalah ayah Ruz, yang sejak enam bulan terakhir ini selalu menemani dan merawat
neneknya yang sakit-sakitan. Dari delapan bersaudara, hanya ayahnya saja yang
bersedia merawat dan mengurus segala keperluan yang dibutuhkan oleh sang nenek.
Hal itu menjadikan rumahnya semakin sepi, hanya dua orang yang tingal disana
yaitu Ruz dan ibunya.
Sungguh malang nasib keluarga
ini. Kepedihan ibu pun bertambah ketika Ruz memutuskan untuk bekerja diluar
kota. Disinilah mulai adanya konflik percintaan dibalik hubungan kerja. Ruz
mengenal Seorang wanita cantik yang bekerja sebagai seorang pelukis. Selain
cantik, wanita itu juga cerdas dan berpengetahuan luas. Keakrapan mereka pun
semakin lama semakin bertambah dekat. Pada sebuah janji maka malam, Ruz tergoda
pada ajakan Wafa untuk menginap di apartement Wafa.Ketika mereka hamper
melakukan kencan pertama, tiba-tiba hasrat itu hilang, Ruz pun menggil. Ruz
tersentak kaget ketika Wafa melucuti pakaiannya dan ditubuh Wafa penuh dengan
bekas luka.
Ruz bertanya pada Wafa, tapi
Wafa hanya terdiam dan menangis. Ruz pun bertanya kembali, mengharaf Wafa akan
menceritakan semua kejadian apa yang telah membuat tubuhnya penuh dengan
luka.Perlahan pun Wafa bercerita tentang kejadian yang tela menimpahnya.
Ternyata Wafa adalah korban KDRT dari suaminya sendiri, Idra Setiawan namanya.
Setahun lalu ketika Wafa masih berbisnia dan tinggal di Denpasar Bali bersama
suaminya. Bahkan, suami Wafa juga pernah hamper membunuh wafa. Oleh sebab itu
Wafa pergi atau melarikan diri dari Bali.Sejak itu Wafa menjadi wanita yang
suka merokok dan gemar minum minuman ber alcohol alis mabuk.
Beberapa kali Wafa melakukan percobaan
bunuh diri, hal itu dilakukannya jarena Wafa ingin menyudahi semua kepedihan
dalam hidupnya. Namun Tuhan masih berkehendak lain, karena selalu
diselamatkan oleh Ruz. Ruz pernah membawa ke psikiater, dan menanyakan kondisi
kejiwaan Wafa. Ternyata Wafa mengalami tekanan batin hingga ia depresi berat.
Sejak kedekatannya dengan
WAfa, konsentrasi Ruz hanya tertuju pada Wafa. Bahkan pekerjaannya menjadi tak
karu-karuan.Suatu ketika, Wafa melakukan percobaan bunuh diri lagi. Mendengar
hal itu Ruz langsung bergegas menuju rumah sakit tempat Wafa di rawat. Bukannya
bersyukur nyawanya masih bias selamat, Wafa malah mengeluh kenapa dia tidak mati
saja. Ruz selalu memberikan semangat pada Wafa agar tidak menyerah dalam
menjalani hidup ini.
Ruz ingin mengobati penyakit
Wafa dengan caranya sendiri. Hal itu dilakukannya dengan memberikan perhatian
lebih kepada Wafa. Ruz pun meng hubungi suami Wafa tanpa sepengetahuan dari
Wafa. Ia meminta agar suaminya mau melepaskan WAfa dan bersedia menulis surat
pernyataan jika Ruz dan WAfa menikah.
Ruz member kabar pada Ibunya dan
saudaranya, guna memohon restu untuk menikah.Namun cilaka dua belas, Ibu Ruz
bukannya merestui malah mencaci maki dan menyumpahi Ruz. Hal itu dilakukan
Ibunya, karena Ibunya takut Ruz lupa kepada Ibunya setelah menikah dengan
perempuan rantau seperti halnya kedua kakak Ruz, REhan dan Acin. Ibunya juga mengancam kepada Ruz, jika ia menikahi wanita rantau. Maka ia
bukan anak Ibu lagi.
Ruz hanya bias mengurut
dadanya, dia tidak pernah menyangka jika ibu yang telah melahirkan dan
membesarkannya berkata seperti itu kepada dirinya. Ruz terheran-heran dan
bertanya-tanya kenapa wanita rantau dipermasalahkan, dan apa bedanya wanita
rantau dengan wanita lainnya? Bingung, kesal namun tak menjadi halangan bagi
Ruz untuk menikahi Wafa.
Selag berapa tahun Ruz menikah dengan
Wafa, sejak itu Ruz tidak pernah kembali kerumah. Ruz menjadi anak peluru seperti kedua kakaknya. Peluru setelah ditembakkan,
ia takkan pernah kembali kemoncong senapan. Hal itu yang di ibaratkan oleh
penulis dalam cerpen ini.Itu aspek kebahasaan ya?
Setiap waktu Ibu selalu
menanti dan mengharap kepulangan anak-anaknya. Dalam tiap doa serta selalu sang
ibu menulis secarik surat untuk mereka, walau tanpa adabalasa dari mereka.
Sampai kputus asaan menghampiri sang Ibu, namun atas dasar apa ibu harus putus
asa dalam penantiannya? Sampai terucap kata “Jangan-jangan ibu tak
sedang menunggu kepulangan kalian, tapi menunggu khabar kematian kalian!”.
Dalam cerpen ini menceritakan
kisah seorang ibu yang selalu menanti dan menunggu serta mengharap kepulangan
anak-anaknya yang tanpa kabar keberadaan mereka. Masalah ekonomi dan social
selalu membuat manusia berubah hingga 100%. Dalam cerita bagian kedua mengankat
persoalan masalah cinta dan serba-srbi dalam cinta. Disana mengisahkan sebuah
pernikahan yang hancur karena KDRT dan istri menjadi korban, namun disisi lain
ada pahlawan yang datang untuk menolong dan bersedia
menjadi pendamping hidup dari wanita itu walau tanpa adanya restu dari
orang tua Ruz. Namun dalam bagian terakhir, mengisahkan tentang anak yang tak
kembali kerumah sejak menikah dengan wanita rantau. Sungguh kisah yang sangat
senduh dan menyedihkan. Cerpen Anak-Anak peluru ini hampir sama dengan kisah
malinkundang. Cuma yang membedakan adalah kutukan yang diucapkan oleh sang ibu
berbeda dan anak-anaknya tidak menjadi batu, mereka hanya tidak pernah kembali
kepada sang ibu.
Pesan yang ingin disampaikan
oelh penulis adalah sebuah pengorbanan, harapan,amanat seseorang harus selalu
kita jaga. Agar tidak menjadikan kekecewaan dari orang yang memberikan amanat
serta kepercayaan kepada kita. Selain itu juga cerpen ini mengisahkan bahwa perjuangan,
kemandirian, keuletan serta ketekunan akan membawa keberhasilan. Hal ini dilihat dari
kisah dari orangtua Ruz yang selalu membiayai anak-anaknya hingga mereka
berhasil menjadi orang-orang yang sukses. Selain itu, dalam
cerpen ini juga menggambarkan tentang kisah bakti seorang anak yang mau
mengurus orang tuanya walau harus mencuci dan memenuhi kebutuhan orang tua yang
sedang sakit.
Kisah cinta kadang bisa membuat semuanya indah namun juga bisa membuat buta
dan membuat melupakan semuanya yang telah berkorban demi kita
selama ini. Kasih seorang ibu memang tak kan habis hingga akhir
masa, namun bakti kita kepada orang tua belum tentu kita bisa melakukan atau
mewujudkannya. Dari cerpen ini bisa diambil hikma dari setiap baris kata-katanya guna pembelajaran bagi kita untuk menjadi lebih
baik dari hari sebelumnya. Ingat kawan, hidup ini bukan hanya
sesaat dan kita jugu butuh bantuan darinorang lain.
Oleh karena itu, kita harus selalu
saling berbagi dan mengerti satu sama lain. terlebih kepada orangtua kita!
Karena kita ada didunia ini sebab adanya kedua orang tua kita yang telah
melahirkan, mengasuh, membesarkan, mendidik dan mengajari kita tentang arti
kehidupan. Sungguh besar jasa dari orang tua kita kepada kita. Namun kita
takkan pernah bisa membalas atas apa yang mereka berikan kepada kita.
Seperti dalam cerita diatas sastra
sangatlah penting dalam kehidupan setiap manusia. Karena satra adalah sebuah
gambaran kehidupan manusia yang dicurahkan melalui pemikirannya menjadi sebuah
karya yang indah dan dapat dinikmati oleh khayalak rame. Dalam sebuah cerita
dapat kita ambil sebuah hikma dan pesan yang tersampaikan dalam sebuah cerita
atau karya sastra.
No comments:
Post a Comment