BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seluruh
aktivitas menulis, baik menulis puisi, novel, komentar di facebook, atauun karya
ilmiah merupakan suatu proses kreatif. Selama mengerjakan tulisannya, penulis
menggali ide-ide yang terdapat dalam pikirannya serta memperkaya ide-ide
tersebut dengan mengolah ide dan fakta-fakta yang relevan, yang diperoleh dari
berbagai referensi. Ide-ide tersebut kemudian dipilah-pilah,
dikombinasikan, diorganisasikan, dan kemudian diungkapkan secara tertulis
dengan menerapkan sistematika dan metode atau teknik penulisan tertentu agar
tulisan tersebut dapat dipahami secara jelas serta mampu memenuhi tujuannya.
Dengan
mengkombinasikan kedua kemampuan ini, barulah seseorang dapat menghasilkan
sebuah tulisan ilmiah. Dengan kata lain, hanya orang-orang kreatiflah yang akan
dapat menjadi penulis yang baik. Menulis merupakan aktivitas yang tahapan
prosesnya berbeda-beda di antara seorang penulis dengan penulis lain. Meskipun
demikian, terdapat beberapa tahapan logis yang perlu ditempuh untuk
menghasilkan tulisan yang bagus. Dalam praktik penulisan, tahapan-tahapan itu
tidak ditempuh secara linier, melainkan melompat-lompat dengan gerakan maju dan
mundur dari satu tahapan ke tahapan lain.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan
masalah dari judul makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud karya ilmiah?
2.
Apa ciriiri karya
ilmiah?
3.
Apa saja jenis karya
ilmiah?
4.
Bagaimana stuktur penulisan karya ilmiah?
5.
Apa kesalahan
dalam penulisan karya ilmiah?
C.
BATASAN
MASALAH
Sangatlah
penting bagi penulis dalam membatasi masalah untuk membuat pembaca mudah
memahami. Menjaga efisiensi judul makalahagar lebih terfokus pada rumusan
masalah dan judul makalah.
D.
TUJUAN
Dalam
pembuatan makalah ini penulis bertujuan untuk mendiskripsikan tentang :
1.
Karya Tulis Ilmiah
2.
Ciri dari Karya Ilmiah
3.
Jenis Karya Ilmiah
4.
Struktur dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah
5.
Kesalahan-kesalahan dalam Karya
Tulis Ilmiah, dan semoga pembuatan makalah ini bermanfaat bagi pembaca dalam
mempelajari Karya Ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah
Ada berbagai
definisi tentang karya ilmiah sebagai berikut :
Dalam buku
yang di tulis “ Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi yang berjudul
menulis artikel dan karya ilmiah, disebutkan bahwa karya ilmiah merupakan
serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis
berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap
permasalahan yang muncul sebelumnya”.
Menurut
“Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan ai publikasikan
dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang teliah dilakukan oleh seorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan”. Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas
dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah,
suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis,
berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
Dengan
demikian dapat dsimpulkan bahwa karya ilmiah, suatu tulisan yang didalamnya
membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyedikan,
pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian
lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam memaparkan dan
menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan
pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.
B. Ciri-ciri
Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
1. Struktur sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis
tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.
Sikap penulis
Sikap
penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
C.
Jenis-jenis Karya ilmiah
1.
Makalah
Lazimnya,
makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal
manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang
penting, tidak berdasar opini belaka.
Makalah,
dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya
paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau
bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat
oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
Makalah
mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya
tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan
tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasrakan
kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara
pikir deduktif-induktif atau sebaliknya. Makalah adalah karya tulis (ilmiah)
paling sederhana.
2. Kertas Kerja
Kertas kerja
pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih
dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau
lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’
tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas
kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris,
ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
3. Skripsi
Skripsi
adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar
sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya
dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai
akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian
skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4. Tesis
Tesis adalah
jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan
skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa
melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam
mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada
metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya
digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing,
mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen,
mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan
rekomendasi.
Dalam
penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah
sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri
—sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun
pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan
mandiri.
5. Disertasi
Pencapaian
gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D)
dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi
dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor
dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan)
orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan
fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi
atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung
filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan)
menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah
praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang
filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan
pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
6. Artikel Ilmiah
Artikel
ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil
penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam
bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan
artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak
megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel
ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah
mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada
setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah
dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah
terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D,
C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel
ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya
‘diakui’.
7. Artikel Ilmiah Popular
Berbeda
dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan
aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi
publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik
tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan
ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat
kabar atau majalah.
D. Struktur Karya ilmiah
Secara umum,
sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian pokok, yaitu: pendahuluan,
isi, dan penutup. Selain ketiga unsur inti ini, terdapat unsur-unsur lain
(halaman judul, prakata, judul, daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi,
dan lampiran) yang keberadaannya sangat tergantung pada keformalan tulisan.
Semakin tinggi tingkat keformalan sebuah karya ilmiah, semakin lengkap pula
unsur-unsur lain tersebut digunakan. Skripsi dan tesis, misalnya, sebagai karya
ilmiah yang sangat formal, harus menyertakan seluruh unsur tersebut.
Berikut
adalah penjelasan ringkas bagi unsur-unsur tersebut. Karena halaman judul,
daftar isi, daftar tabel/skema dan lampiran bersifat tidak begitu kompleks,
ketiganya tidak turut diuraikan.
A.
Pendahuluan
Seperti
namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik yang hendak disajikan.
Aspek-aspek yang biasanya disertakan pada bagian mencakup:
1.
Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis biasanya menguraikan latar
belakang ketertarikannya membahas obyek yang menjadi inti penulisan. Namun yang
menjadi inti bagian ini adalah topik atau pokok permasalahan yang akan
dipaparkan. Aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah
tinjauan pustaka. Penulis perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan
dengan topik yang digumuli. Hal ini dilakukan untuk memperjelas pembaca bahwa
pembahasan yang dilakukan bukan mengulangi berbagai tulisan lainnya.
2.
Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus
secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian
latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara
eksplisit. Meskipun demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu
masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluas
kepada aspek-aspek yang tidak relevan. Selain itu, pembatasan masalah
juga akan menjaga efektivitas penulisan.
3.
Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang
dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis
maupun masyarakat secara umum.
4.
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Bagian ini menjelaskan bagimana data diperoleh dan
teknik apa yang digunakan untuk menganalisisnya.
5.
Landasan Teori
Setiap kajian ilmiah harus memiliki dasar teoritis
yang kuat. Sehubungan dengan itu, penulis harus benar-benar teliti menentukan
dasar teoritis yang akan mendukung upayanya mengkaji masalah dalam tulisan
tersebut. Biasanya, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah jika
karakteristik data yang diperoleh sudah dipahami.
B.
Isi
Setelah
bagian pendahuluan, penulisan dilanjutkan dengan memaparkan informasi atau data
yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi biasanya tergantung pada ruang
lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub
bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada
bagian isi, penulis harus melakukan analisis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada bagian pendahuluan.
C.
Penutup
Sebagai
penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil
penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat
agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Salah
satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari
penutup ialah saran. Berbagai fakultas di beberapa perguruan tinggi belakangan
ini mulai menghapus bagian tersebut. Keputusan untuk membuat sub-bagian saran pada
bagian penutup tentu saja tergantung pada lembaga atau jurnal tempat penerbitan
tulisan yang sedang digarap.
D.
Daftar Pustaka (Bibliografi)
Setelah
bagian penutup, karya tulis diakhiri dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi.
Bagian ini termasuk bagian yang penting karena sebuah karya ilmiah biasanya
menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun
maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti
bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa
menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil
penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil
tulisannya didominasi oleh pendapat ahli dari pada pendapat peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan dengan wajar
dan seperlunya saja.
Tata cara
penulisan bibliografi pun harus diperhatikan. Secara umum, sumber referensi
yang berasal dari buku dituliskan dengan majalah dan surat kabar. Khusus untuk
sumber referensi dari internet, tata cara penulisannya sebagai bibliografi
diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel. Mengingat bahwa tata cara
penulisan bibliografi yang berlaku cukup beragam, penulis sebaiknya mencermati
sistem apa yang digunakan lembaga atau jurnal atau media yang akan menerbitkan
tulisan tersebut.
E.
Lampiran
Lampiran berisi
hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah, hal yang dimaksud dapat
berupa data (dapat kuantitif atau kualitatif) atau hal lain tidak dimasukkan
dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran juga diberi nomor halaman.
E. Kesalahan
dalam penulisan Karya Ilmiah
Rata-rata
kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan
dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu
menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur
berpikir sendiri.
Berbagai
kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai
berikut :
a)
Salah mengerti audience atau pembaca
tulisannya,
b)
Salah dalam menyusun struktur
pelaporan,
c)
Salah dalam cara mengutip pendapat
orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
d)
Salah dalam menuliskan bagian
Kesimpulan,
e)
Penggunaan Bahasa Indonesia yang
belum baik dan benar,
f)
Tata cara penulisan “Daftar Pustaka”
yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri),
g)
Tidak konsisten dalam format
tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian
diatas penulis menyimpulkan bahwa Karya Ilmiah adalah, sebuah karya tulis yang
didalamnya berisi masalah dengan sebuah pembuktian melalui sebuah pengamatan,
pengumpulan data, dan penelitian. Dalam penulisan Karya Ilmiah
terdapat berapa unsur yang harus dperhatikan, meliputi : ciri, jenis, struktur
dan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam sebuah Karya Tulis lmiah.
B. SARAN
Sebagai
seorang pelajar sudah sepantasnya mengerti dan memahami sebuah karya tulis
ilmiah guna menunjang pembelajaran yang ditempuhnya, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
No comments:
Post a Comment